Selasa 01 Dec 2015 08:53 WIB

'Ada Bendera Palestina di PBB Tapi tak Berpengaruh Signifikan'

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
Bendera Palestina berkibar untuk pertama kalinya di Markas PBB, New York, Rabu (30/9).  (AP Photo/Seth Wenig)
Bendera Palestina berkibar untuk pertama kalinya di Markas PBB, New York, Rabu (30/9). (AP Photo/Seth Wenig)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz nasional Bachtiar Nasir menilai dikibarkannya bendera Palestina di markas besar PBB di Amerika tidak ekuivalen dengan realita kemerdekaan warga Palestina.

"Buktinya blokade di tanah Palestina masih ada, perluasan area pemukiman Yahudi terus dilakukan, dan penyerangan masih terjadi hingga saat ini," katanya menegaskan, usai konferensi pers Palestine Solidarity Day di Senayan, Ahad (29/11).

Ketua MIUMI itu menyebutkan hingga saat ini bangsa Yahudi melarang orang Islam datang ke masjid Al Aqsha sebelum jam 11 waktu setempat (waktu sholat dhuhur). Sebelum jam 11 waktu setempat tersebut digunakan untuk ibadah mereka dan kepentingan wisata mereka.

Tidak hanya itu, mereka yang berumur dibawah 46 tahun tetap dilarang masuk. Ini yang menurutnya menimbulkan kemarahan bagi umat Islam di Gaza sehingga mereka melakukan intifada ketiga.

"Ketika intifada pertama berjuang dengan batu, kedua dengan batu dan ketiga dengan pisau, pisau apapun untuk mempertahankan diri dan kehormatan agamanya. Sampai hari ini, kribuan menderita di Tepi Barat sekitar Baitul Maqdis," kata dia.

Ustaz menyeruka kepada seluruh umat Islam, kunci Palestina merdeka adalah dunia Islam bersatu. Karena itu, langkah-langkah diplomai8k internasional harus terus dilakukan dan melakukan tekanan secara serius kepada PBB agar menghentikan Yahudi.

Ustaz juga menekankan kepada seluruh umat Islam agar mengembargo ekonomi, dengan memboikot produk-produk signifikan mereka. Sebagaimana Prancis yang mengatakan bahwa produk-produk Israel di Tepi Barat adalah ilegal.

Meskipun dampaknya terjadi Paris attack beberapa waktu lalu setelah seruan itu.  "Tapi dengan adanya Prancis dan Jerman yang mempengaruhi uni Eropa untuk mengakui eksistensi Palestina itu berefek luar biasa bagi cita-cita kemerdekaan Palestina," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement