Senin 30 Nov 2015 22:56 WIB

Pakar Herbal Andalusia Penemu Hindiba

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi sebuah rumah sakit pada masa kejayaan Islam di Cordoba, Andalusia (Spanyol).
Foto: mitchellteachers.org
Ilustrasi sebuah rumah sakit pada masa kejayaan Islam di Cordoba, Andalusia (Spanyol).

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk melacak khasiat Hindiba, kepala Departemen Sejarah dan Etika, Universitas Istanbul, Turki, Prof Nil Sari dalam karyanya Hindiba: A Drug for Cancer Treatment in Muslim Heritage melakukan penelitian dengan merujuk pada qanun pengobatan karya Ibnu Sina, yakni Canon of Medicine, dan ensiklopedia tanaman karya pakar herbal Andalusia, Ibnu al-Baytar. Al-Baytar inilah yang diyakini sebagai penemu tanaman herbal, Hindiba.

“Ketika melihat teks-teks  lama itu secara lebih dekat, kami melihat adanya kebenaran yang sedikit sekali kami ketahui sebelumnya, yakni tentang ramuan tanaman (herbal) di masa lalu,” kata Nil Sari.

 

Al-Baytar mengumpulkan dan membuat daftar obat-obatan herbal dari berbagai wilayah Islam yang pernah didatanginya. Hindiba termasuk dalam daftar tanaman herbal yang ditemukannya.

Para pakar pengobatan era Turki Utsmani seperti Osman bin Abdurrahman, Isa Efendi, Fazlizade, Yirmisekizzade, Mehmed Mumin, bahkan Ibnu Sina dalam qanunnya juga menyebutkan, Hindiba sebagai obat penyembuh kanker. Beberapa bagian dalam Materia Medica karya ilmuwan Barat yang memiliki hubungan dengan para herbalis masa Turki Utsmani juga menyebutkan hal serupa.

Penelitian para ilmuwan Muslim menunjukkan, Hindiba memiliki unsur 'panas' dan 'dingin' yang akan bereaksi setelah melalui proses dekomposisi dalam tubuh. Kandungan 'panas' dan 'dingin' inilah yang membantu sirkulasi cairan tubuh dan menghambat pertumbuhan sel kanker.

(Baca: Handiba Obat Kanker Warisan Islam)

Sejak lama, Hindiba diketahui memiliki khasiat obat, salah satunya dalam mengobati penyakit saluran cerna. Belakangan diketahui, Hindiba juga mampu mengobati tumor, termasuk tumor ganas yang lazim disebut kanker.

Awalnya, kanker hanya sebuah benjolan kecil. Kemudian, benjolan kecil itu membesar dan terasa nyeri. Jika sel terus membesar dan menyebar, akibat fatal pun bisa terjadi. 

Ibnu Sina mencatat, tumor yang berkembang menjadi kanker mengalami pertambahan ukuran sangat cepat, bersifat merusak dan sel-selnya bisa menjalar jauh dari lokasi asalnya. Manuskrip kuno dari era Turki Utsmani secara gamblang menjelaskan hal ini. Kanker digambarkan sebagai benjolan yang cepat membesar karena sel-selnya dapat menyebar ke mana-mana dan melekat kuat pada organ yang dilekati.

Jika literatur pengobatan kuno memiliki informasi seperti disebutkan di atas dan para pakar pengobatan Muslim melakukan penyembuhan menggunakan Hindiba maka bisa diasumsikan obat herbal ini memang diyakini ampuh sebagai obat kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement