Selasa 05 May 2015 10:03 WIB

Syaikh Ghiyats Bangga dengan Perkembangan Tahfiz Quran Indonesia

Rep: c28/ Red: Agung Sasongko
Pimpinan Pesantren Daarul Quran Internasional Ustaz Yusuf Mansur bersama santri Rumah Tahfidz Daarul Quran Gaza, Palestina
Foto: Republika/Damanhuri
Pimpinan Pesantren Daarul Quran Internasional Ustaz Yusuf Mansur bersama santri Rumah Tahfidz Daarul Quran Gaza, Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu juri lomba pemahaman Alquran yang diselenggarakan di Ponpes Tahfidz Daaru Quran Ketapang, Tangerang. Syaikh Ghiyats Abdul Baqi, merasa bangga dengan para Tahfiz Indonesia. Apalagi sudah banyak gerakan-gerakan khusus bidang tahfiz, seperti banyaknya jumlah pesantren-pesantren tahfiz, bahkan sampai sekelas universitas bidang Alquran (Tafsir Quran).

“Iya ini fenomena yang sangat menggembirakan” Katanya, Selasa (5/5). Menurutnya jumlah penghafal alquran sudah banyak tetapi untuk tadabur Alquran dan memahami apalagi mempraktikan Alquran belum banyak.

Ia menjelaskan pada zaman Nabi, para sahabat ketika menghafal Alquran steep by steep (tidak langsung).  Konon yang pertama dihafal sepuluh ayat kemudian ditadaburi setiap ayat tersebut. Selesai tadabur naik menjadi pemahaman kemudian diamalkan

“jika sudah tuntas memahami dan mengamalkannya baru pindah ke-ayat berikutnya, pelajaran yang perlu ditarik dari kisah tersebut adalah para sahabat mengajarkan kita jangan pindah ayat sebelum paham dan mengamalkanya.” Jelasnya, yang juga perwakilan dari Organisasi Tahfidz International, Selasa (5/5).

Ia menjelaskan Organisasi Tahfidz International setiap tahun menggelar lomba memahami Alquran sekitar kurang lebih 30 negara di dunia. Tujuannya umat Islam dapat memahami dan mengamalkan isi Allquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement