Rabu 04 Mar 2015 17:33 WIB

Warga Medan Keluhkan Fasilitas Ibadah di Pusat Perbelanjaan

Rep: c60/ Red: Agung Sasongko
Suasana Pusat perbelanjaan (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana Pusat perbelanjaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Megahnya beberapa pusat perbelanjaan di Medan tidak dibarengi dengan fasilitas peribadatan yang representatif. Keadaan demikian dikeluhkan warga Medan yang berkunjung di pusat perbelanjaan modern seperti Medan Mall di Jalan MT Haryono.

Salah seorang pengunjung mal bernama Yuni mengeluhkan kecilnya Mushala milik Medan Mall. “Kecil kali Mushalanya. Susah shalatnya,” ujar Yuni kepada ROL, Rabu (4/3).

Tidak hanya itu, Mushala tanpa nama itu juga tidak difasilitasi oleh tempat wudhu khusus untuk orang yang hendak beribadah di sana. Sehingga para pengunjung harus berwudlu di toilet yang berjarak skitar 10 meter dari mushalla.

Selain itu, hanya terdapat satu sandal jepit milik umum yang disediakan untuk berwudhu. Sehingga pengunjung yang datang menggunakan sepatu harus mengantre sandal untuk berwudhu sebelum mengantre shalat.

Doni, salah satu pegawai mal tersebut mengaku, mushala tersebut merupakan satu-satunya mushala yang berada di mal tersebut. Doni juga mengatakan bahwa kerap terjadi antrean untuk melakukan shalat.

“Kalau jam shalat terutama maghrib biasanya sampai antre,” ujarnya.

Dia melanjutkan, pengunjung Mal akan segera mendatangi mushala tersebut saat masuk waktu Maghrib. Mengingat waktu Magrib yang cukup pendek, para warga terkadang berebut untuk melakukan shalat. “Biasanya dipercepat juga soalnya ditunggu yang lain,” ujarnya.

Dalam pantauan ROL, mushala di Medan Mall yang berada di lantai empat hanya berukuran 2.5 X 3 meter. Lokasi mushala tersebut juga tidak memiliki petunjuk arah. Sehingga untuk mencapai mushala, pengunjung harus bertanya kepada penjaga mal.

Tidak adanya tempat wudhu juga menyulitkan pengunjung untuk menunaikan ibadah. Pengunjung harus ke toilet terlebih dahulu untuk mengambil air wudhu. Untuk mengambil wudhu, pengunjung juga masih dikenakan sejumlah biaya.

“Mau apapun, pokoknya masuk ke toilet bayar bang,” ujar penjaga toilet, Tina Siahaan kepada ROL saat  meminta konfirmasi apakah orang yang hendak mengambil wudhu juga dipungut biaya atau tidak.

“Dari dulu gak ada yang komplain kok yang bayar,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement