Selasa 28 Oct 2014 08:34 WIB

Kiprah KH Hasyim Asy’ari Penting Diceritakan dari Generasi ke Generasi

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wafat pada 25 Juli 1947 lalu, nama KH Hasyim Asy’ari masih disebut, bahkan segala pemikiran dan peninggalannya diabadikan dalam museum yang terletak di komplek Universitas Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Bagi Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Dr KH Ali Mustafa Yakub, pemikiran dan perjuangan KH Hasyim Asy’ari penting diceritakan dari generasi ke generasi untuk membangkitkan semangat toleransi dan rasa cinta Tanah Air.

“Sejarah perjuangan ulama kerap disembunyikan dan berupaya dihapuskan,” kata Prof Ali Yaqub pada Republika, Senin (28/10). Akibatnya, para pemuda zaman sekarang tidak terlalu mengenal siapa para tokoh teladan yang layak menjadi panutan.

Pimpinan dan pengasuh Pesantren Darussunnah ini mencontohkan, dalam buku pelajaran sejarah umum yang dituliskan, tidak pernah disebutkan tentang fatwa yang dikeluarkan Kiayi Hasyim agar ulama dan santri tersulut semangat jihadnya dalam membela NKRI.

Dampaknya, kata pakar hadis ini, generasi sekarang tidak banyak mengetahui soal kiprah tersebut. Lantas, tak bisa memaknai peranan Kiayi Asy’ari dan ulama moderat lainnya.

Pemikiran Islam moderat yang dilakukan Kiayi Asy’ari penting diceritakan, agar generasi sekarang memahami, bahwa Indonesia merupakan negara yang sah menurut hukum Islam. “Makanya, kita tidak perlu mencari alternatif negara pengganti lain, seperti khilafah, misalnya,” katanya.

Dijelaskannya, negara khilafah hanya berusia 30 tahun setelah rasul wafat. Setelah itu, sistem pemerintahan Islam seperti Umayyah atau Abbasiyah bukanlah khilafah melainkan kerajaan.

Maka dari itu, tugas generasi sekarang adalah menjaga keutuhan Negara Indonesia. Caranya dengan saling menghormati perbedaan, dan hidup berdampingan secara damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement