Sabtu 15 Feb 2014 18:32 WIB

Panji Islam di Asia Tenggara (2-habis)

Peta Kerajaan Aceh tempo dulu.
Foto: Visitaceh.blogspot.com
Peta Kerajaan Aceh tempo dulu.

Oleh: Afriza Hanifa

Dalam Hikayat Patani terdapat cerita tentang Islamnya Raja Patani, Paya Tu Naqpa, berkat dakwah seorang ulama dari Samudra Pasai bernama Syekh Sa'id. Awalnya, Syekh Sa'id berhasil menyembuhkan Raja Pattani tersebut. 

Kemudian sang raja tertarik dan terpesona pada Islam. Setelah memeluk agama Islam, sang raja berganti nama menjadi Sultan Ismail Syah Zillullah Fil'Alam. Dengan Islamnya raja maka Islamlah kerajaan dan rakyat Pattani.

Sang raja pun memiliki tiga orang putra dan putri yang kemudian ia beri nama dengan nama Islam. Yaitu, Sultan Mudhaffar Syah, Siti Aisyah, dan Sultan Mansur.

Pada masa pemerintahan putranya, Sultan Mudhaffar Syah, seorang ulama dari Samudra Pasai datang bernama Syekh Safiuddin datang kembali ke Pattani. Ia datang atas panggilan raja agar dapat mendirikan masjid untuk Muslimin di Patani.

Menurut Marwati dan Nugroho, pengaruh Islamisasi yang dilakukan Samudra Pasai tampak pada jenis nisan kubur yang tersebar di Malaysia, Brunei, maupun Thailand. Jenis nisan kubur yang disebut “Batu Aceh” digunakan pula pada nisan kubur raja-raja di Pattani, Malaka, dan Malaysia.

Pada umumnya, bentuk nisan-nisan tersebut menyerupai nisan kubur Sultan Malik al-Saleh dan nisan-nisan kubur dari abad-abad sebelum ke-17. Tak hanya jenis batu, kesamaan juga ditemukan pada penulisan dan huruf, bahkan dengan pengisian ayat-ayat Alquran dan nuansa kesufiannya. “(Dari bukti itu) jelas Samudra Pasai mempunyai peran penting dalam persebaran Islam di beberapa tempat di Asia Tenggara,” ujarnya.

Meski banyak berkiprah dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara, bukan berarti Samudra Pasai tak menorehkan pengaruh di nusantara. Gelar “Serambi Makkah” untuk Nanggroe Aceh Darussalam hingga kini tak luput dari kiprah Samudra Pasai pada masa lalu.

Samudra Pasai telah berjasa menyebarkan agama Islam hingga pelosok daerah di Pulau Sumatra. Kala itu, Samudra Pasai pun menjadi pusat penyebaran agama Islam. Siapa pun yang berkeinginan mempelajari agama Islam maka ia pergi ke Samudra Pasai.

Mengingat banyaknya ulama yang didatangkan dari Timur Tengah untuk mengajarkan Islam di kawasan tersebut. Tak hanya ulama, para pedagang Muslim pun ikut andil dalam mendakwahkan agama Islam.

Para pedagang yang tak pernah absen di Samudra Pasai, yakni para pedagang Rumi, Turki, Arab, Persia, Gujarat, Keling, Bengali, Melayu, Jawa, Bruas, Siam, Kedah, dan Pegu. Dari Samudra Pasai, mereka menyebarkan agama Islam ke setiap daerah yang mereka singgahi sepanjang jalur perdagangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement