Sabtu 15 Feb 2014 17:39 WIB

Jejak Kesultanan Samudra Pasai (2)

Ilustrasi Kerajaan Samudra Pasai.
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi Kerajaan Samudra Pasai.

Oleh: Afriza Hanifa

Perselisihan sejarah

Banyak perselisihan sejarah terkait Kerajaan Samudra Pasai. Beberapa menyebutkan kerajaan ini merupakan gabungan dari Kerajaan Samudra dan Kerajaan Pasai.

Sejarawan lain bahkan menyebutkan kerajaan ini gabungan dari Kerajaan Pase dan Perlak. Terkait kerajaan Islam manakah yang pertama kali berdiri di nusantara pun terus diperbincangkan.

Profesor A Hasymi dalam bukunya Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia menyatakan, Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama Nusantara yang berdiri pada abad ketiga Hijriyah.

Buktinya, pada 173 Hijriyah atau 800 Masehi sebuah kapal layar berlabuh di Bandar Perlak membawa para saudagar di bawah kepemimpinan Nakhuda Khalifah dari Teluk Kambay, Gujarat.

Pada 1 Muharram 225 Hijriyah (840 Masehi), Kerajaan Islam Perlak resmi berdiri dengan Sayid Abdul Aziz sebagai sultan pertama. Adapun Kerajaan Samudra Pasai baru berdiri pada 1267 Masehi.

Baru kemudian dari Kerajaan Perlak tersebut, penyebaran Islam mengalami perkembangan pesat. Sejumlah kerajaan Islam, termasuk Kerajaan Samudra Pasai, menerima Islam dari proses perkembangan ini.

Agama Islam pun mulai dikenal di kawasan Melayu melalui para raja kerajaan di sekitar kawasan tersebut. Maka, Kerajaan Pasai hanyalah dampak perkembangan penyebaran Islam dari Kerajaan Perlak.

Menurut Ahmad Jelani Halimi dalam Sejarah dan Tamadun Bangsa Melayu, pada 1210 Kerajaan Perlak berada dalam kancah perang saudara di antara pembesar-pembesarnya karena Sultan al-Kamil mangkat tanpa meninggalkan keturunan laki-laki.

Kemudian pada 1261 M, Meurah Silu merampas kekuasaan dan menggelari dirinya sebagai Sultan Malik al-Saleh. Namun, Meurah Silu ternyata bukan lain merupakan keturunan Perlak. Ia keturunan Sultan Makhdum Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat, raja Perlak pada 970-1012 M.

Terlepas dari siapa kerajaan Islam pertama, Kerajaan Samudra Pasai telah menorehkan banyak sejarah kegemilangan Nusantara. Pada masa kekuasaan Malik al-Saleh, kawasan Samudra makin maju. Wilayah kekuasaannya luas dan menjalin banyak hubungan baik dengan Cina maupun Timur Tengah.

Ahmad Jaelani menyebutkan, Malik al-Saleh mempunyai hubungan dengan Cina dan kerajaan-kerajaan Islam yang besar di Barat seperti Mesir, Parsi, dan India. Pada abad ke-15, Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran. Posisinya  yang strategis makin mengendur dengan adanya pusat politik dan perdagangan baru di Selat Malaka.

Kemudian di abad ke-16 muncul pula kekuasaan baru di barat Sumatra, yakni Kerajaan Aceh Darussalam. Samudra Pasai pun ditaklukkan dan menjadi wilayah Kerajaan Aceh Darussalam yang berpusat di wilayah yang saat ini menjadi Banda Aceh. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement