Rabu 16 Mar 2011 17:38 WIB

Pemerintah Respon Positif Gagasan Pusat Pembinaan Mualaf

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah menyambut baik gagasan pembentukan pusat pembinaan mualaf. Sebab, selama ini mualaf sering luput dari perhatian. Padahal, pendampingan dan pembinaan secara intensif mutlak diperlukan. Demikian diungkapkan oleh Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Djauhari. “Ketika muallaf mau masuk Islam banyak disambut, kala masuk dibiarkan,”kata dia

Kepada Republika di Jakarta, Rabu (16/3), Djauhari mengatakan keberadaan pusat ini nantinya diharapkan mampu menjadi wadah yang fokus menangani mualaf. Apapun bentuknya kelak, pemerintah akan menfasilitasi lembaga itu dengan segala keterbatasan. Pasalnya, anggaran pembinaan organisasi keagamaan Islam masih belum memadai. Total anggaran pembinaan itu pertahun sekitar 3-4 milyar yang diberikan kepada ratusan ormas.

Namun demikian, ujar Djauhari, belum ada pembahasan lebih intens. Ada beberapa alternatif terkait ini, lembaga itu merupakan lembaga tersendiri yang khusus dibentuk untuk pembinaan muallaf. Opsi lain, memberdayakan lembaga-lembaga pembinaan sudah ada. Tetapi kesemua opsi belum dibahas lebih lanjut. “Prinsipnya secara riill harus ada lembaga khusus,”kata dia

Djauhari mengakui, gagasan ini terlambat muncul karena minimnya komunikasi dan informasi. Karenanya, meskipun terkesan lambat tetapi pada dasarnya pemerintah telah berupaya melakukan pembinaan melalui penyuluh agama baik fungsional yang berjumlah 4000 orang ataupun non fungsional sebanyak 90.000 orang di lingkungan kementerian agama. “Jalur umumnya melalui penyuluh meski terbatas kita berusaha maksimal,”kata dia.

Respon positif muncul dari berbagai kalangan termasuk Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Ahmad Satori Ismail. Menurutnya ide membentuk pusat pembinaan muallaf sangat strategis dan bermanfaat. Sebab, perhatian dai terhadap muallaf dinilai kurang optimal. “Setelah diislamkan dan diberi sertifikat tidak difollow up,”kata dia

Satori menjelaskan pembinaan muallaf dibutuhkan di berbagai aspek. Beberapa hal yang penting diberikan kepada muallaf ialah pengokohan keimanan, keislaman, pembinaan ilmu, dan ketrampilan. Selain itu, tak kalah penting perlu pula dibina dengan program pembauran dan adaptasi bersama umat Islam lainnya. “Agar bisa menempatkan diri dan tidak merasa asing,”papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement