Kamis 12 Aug 2010 06:08 WIB

Edukasi Islam Hadapi Tantangan Keteladanan dan Radikalisasi

Rep: cr1 / Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan menghambat proses edukasi dan penyampaian ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Hal lain yang dianggap menghambat edukasi Islam adalah radikalisasi agama oleh sekelompok kecil golongan.

""Pemerintah dianggap tidak mampu memberikan suri teladan yang baik kepada rakyat. Ini membuat umat Muslim terkesan acuh terhadap kebijakan pemerintah," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemeneteriaan Agama (Kemenag), Rohadi, di Jakarta. Ia menggambarkan, idealnya umat Islam dan pemerintah sebagai ulil amri saling bersanding.

Rohadi menegaskan, untuk memaksimalkan upaya edukasi ajaran Islam, pemerintah dituntut konsisten dan berkomitmen penuh. Keteladanan pemerintah merupakan modal penting untuk menumbuhkan semangat memperdalam ajaran Islam. Pemerintah perlu belajar dari gaya kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang disegani oleh rakyat, karena mampu memberikan suri teladan yang baik kepada umat.

Sedangkan guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Atho Mudzar,  mengatakan fenomena edukasi di Islam saat ini menghadapi tantangan radikalisasi agama. Upaya tersebut dilakukan oleh kelompok kecil umat Islam. Kelompok tersebut lebih mengedapkan persoalan khilafiyah.

Atho menuturkan, upaya radikalisasi edukasi agama tersebut bertolak belakang dengan kultur masyarakat Indonesia. Secara garis besar, Muslim Indonesia adalah ahlussunnah wal jamaah yang lebih moderat dan toleran. Sebab itu, dia berharap Umat Islam mampu menghadirkan pola edukasi yang menampilkan Islam sebagai rahmat bagi alam semesta.

Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin, pendekatan edukasi agama Islam di tanah air harus ditempuh secara persuasif mengedepankan cara-cara damai, santun, dan sopan. Edukasi Islam yang dilakukan harus secara integral mencakup akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah.

Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Zakky Mubarak, mengemukakan keberhasilan pengajaran Islam di Indonesia tergantung pada keteladanan. Sebab, kesuksesan tersebut tidak hanya ditentunkan melalui perantara ulama akan tetapi orangtua dan lingkungan masyarakat dituntut memberikan contoh yang baik. Nilai keteladanan lebih bermakna dan meresap daripada bimbingan dan arahan belaka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement