Kamis 24 May 2018 16:25 WIB

Masjid Samakhi, Warisan Umayyah di Kaukasus

Masjid ini memiliki catatan panjang sejarah dan cukup monumental.

Masjid Juma Shamakhi.
Foto: Wikipedia
Masjid Juma Shamakhi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Samakhi, Masjid Juma Samakhi, begitulah nama masjid di Samakhi itu. Terletak 106 km dari ibu kota Baku, Shamakhi atau Samaxi, adalah sebuah distrik di Azerbaijan yang memiliki sejarah panjang perkembangan Islam di kawasan Kaukasus.

Masjid ini memiliki catatan panjang sejarah dan cukup monumental, peninggalan kekuasaan Daulah Bani Umayyah I dari abad ke-8. Nama Juma muncul karena masjid ini menjadi pusat berkumpulnya umat Islam pada pelaksanaan shalat Jumat.

Masjid ini merupakan salah satu masjid peninggalan Bani Umayyah I ketika dinasti ini menguasai sebagian besar wilayah Kaukasus dan Dagestan. Masjid Shamakhi dibangun pada  743-744 Masehi. Beberapa penelitian arkeologi megungkapkan, masjid ini merupakan bukti monumental kedaulatan Islam Dinasti Umayyah I yang telah mencapai kawasan Kaukasus.

photo
Masjid Jumat Samakhi, Azerbaijan

Masjid Shamakhi ini juga dianggap sebagai bangunan masjid pertama yang berdiri di kawasan Kaukasus. Salah satu peran penting bangunan masjid ini di antaranya menjadi bagian awal dari penyebaran Islam di kawasan Kaukasus serta Asia Tengah.

Hingga kini Masjid Shamakhi masih berdiri walaupun sudah tiada lagi struktur bangunan masjid asli setelah penghancuran berabad-abad silam dan pembangunan kembali.

Penghancuran Masjid Shamakhi itu tidak lepas dari peran pentingnya sebagai kekuatan Muslim di kawasan Kaukasus. Gempa bumi yang mengguncang Shamakhi pada 1859 juga menjadi faktor lain hilangnya struktur bangunan asli masjid ini.

Setelah lama hancur dan terbengkalai, Presiden keempat Republik Azerbaijan Ilham Aliyev memulai proyek pembangunan kembali pada 2009 lalu dan selesai pada 2013.

photo
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev

Kini Masjid Shamakhi merupakan contoh perpaduan kemegahan arsitektur Islam modern dan tradisional di Azerbaijan. Bahkan, masjid ini dianggap salah satu masjid yang dibangun pada era modern, dengan arsitektur terbaik dan terbesar di kawasan negara-negara Kaukasus.

Pemugaran total

Proyek pemugaran Masjid Juma Shamakhi dilakukan secara besar-besaran di bawah arsitek Elvin Najafov. Bekerja sama dengan sebuah perusahaan marmer terbaik di Italia, Margraf,  Najafov menjadikan Masjid Juma Skhamakhi contoh bangunan luar biasa dari masjid marmer berarsitektur terbaik di Kaukasus. Ia memperkuat masjid dengan fondasi beton sedalam 15 meter untuk menstabilkan bangunan.

Najafov menambahkan dua menara setinggi 36 meter dan empat kubah pada bangunan Masjid Shamakhi yang baru. Ia juga memberi gaya dekorasi tradisional Islam dengan desain geometris dan ornamen flora di beberapa bagian dindingnya.

Najafov menyempurnakan penyelesaian kubah tengah masjid dengan bentuk simetris kerucutnya. Kubah besar berada di bagian tengah dan tiga kubah kecil lainnya berada di kanan kiri dan depan.

Arsitektur kubah yang ia tambahkan ini terkesan elegan dan lebih dinamis. Di bagian kubah besar merupakan ruang shalat utama masjid ini, dengan mihrab dan mimbar.

Sedangkan, dua kubah kecil di kanan dan kiri merupakan bagian ruang shalat lain yang masing-masing terhubung secara terbuka. Ketiga area ruang shalat ini merupakan satu dari beberapa desain yang ia pertahankan dari rancangan Jozef Plosko, arsitek pembangunan ulang keempat setelah masjid hancur akibat gempa pada 1860.

photo
Masjid Shamakhi, Azerbaijan,

Selain mempertahankan struktur renovasi sebelumnya, Najafov juga berusaha menghidupkan kembali model Masjid Shamakhi ini seperti awal berdirinya pada Dinasti Umayyah I. Pilar dan menara masjid dibangun dengan mempertahankan struktur tradisional, namun ornamen dan fasad atau eksterior dimodifikasi sedemikian rupa.

Beberapa tambahan berupa fasilitas pendukung, seperti ruang administrasi, aula konferensi, perpustakaan, fasilitas wudhu, dan kamar mandi. Total setelah renovasi dan pembangunan kembali, Masjid Shamakhi dapat menampung lebih dari 1.500 jamaah secara keseluruhan.

Penghancuran dan Renovasi Berulang Kali

Masjid Juma Shamakhi pada awal berdirinya mengalami berkali-kali kehancuran akibat bencana alam dan perebutan kekuasaan. Sejarah mencatat masjid ini setidaknya mengalami lima kali renovasi dan pemugaran. Setelah berdiri pada abad ke-8 oleh Dinasti Umayyah I, Masjid Juma Shamakhi mengalami penghancuran oleh raja Georgia pada 1123.

Pada abad ke-17, Dinasti Safawid yang berkuasa di kawasan Persia hingga Kaukasus membangun kembali Masjid Juma Shamakhi. Dinasti Safawid mengubah banyak struktur bangunan masjid sehingga mengubah bentuk awal masjid. Pada abad ke-18 ketika wilayah Kaukasus-kini Azerbaijan di tangan Kekaisaran Rusia, Masjid Juma Shamakhi diguncang gempa yang meluluhlantakkan struktur bangunan masjid.

Rekonstruksi ketiga dilakukan pada 1860 untuk memperbaiki sebagian struktur yang hancur akibat gempa. Pada rekonstruksi ketiga, struktur dan desain bangunan masjid ditangani oleh arsitek Kaukasia Hajibbabeyov atas usul gambar arsitektur dari rancangan Pangeran Rusia, Yuri Gagarin. Pada 1902 bangunan Masjid Juma Shamakhi dipugar dan dibangun kembali untuk keempat kalinya.

Desain rekonstruksi masjid untuk yang keempat kalinya ini dipercayakan kepada arsitek lokal Kota Shamakhi, Ziverbey Ahmadbeyov. Kemegahan arsitektur dan eksterior masjid kemudian disempurnakan oleh Józef Ploko. Ia menambahkan kesan megah pada masjid, meniru Istana Shirvanshahs di Kota Baku. Ia juga menambahkan struktur kubah masjid yang besar, menara, dan balkon terbuka serta gaya paviliun yang luas.

photo
Bagian interior dalam Masjid Juma Samakhi

Namun, ketika pengerjaan masjid belum sepenuhnya rampung dikerjakan, penghancuran masjid kembali terjadi. Penghancuran masjid dilakukan oleh milisi Armenia setelah pecah perang kemerdekaan dari Kekaisaran Rusia pada 1918 dan kerusuhan etnis dan agama terjadi di seluruh Federasi Kaukasia. Kondisi bangunan Masjid Juma Shamakhi yang hancur dan porak poranda ini terus dibiarkan hingga era Soviet.

Bahkan, ketika Uni Soviet runtuh dan Azerbaijan memperoleh kemerdekaannya pada 1991, masjid ini dibiarkan terbengkalai. Dalam perjalanannya, setelah hampir 20 tahun Azerbaijan merdeka, pada Desember 2009 Pemerintah Republik Azerbaijan melakukan pembangunan kembali Masjid Juma Shamakhi.

Di bawah Presiden keempat Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev, pemugaran masjid yang kelima kalinya ini dilakukan secara besar-besaran hingga bentuk megahnya saat ini. Kini Masjid Juma Shamakhi telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Azerbaijan sebagai salah satu monumen bersejarah penting dalam penyebaran Islam di kawasan Kaukasus.

photo
Bagian luar Masjid Juma Shamakhi

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement