Selasa 05 Dec 2017 17:30 WIB

Geliat Syiar Islam di Peru

Rep: mg02/ Red: Agung Sasongko
Tanpa memandang latar belakang agama, kaum miskin di Peru mendapat perhatian dari Muslimin setempat.
Tanpa memandang latar belakang agama, kaum miskin di Peru mendapat perhatian dari Muslimin setempat.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Secara historis, Islam pertama kali dikenalkan di Peru oleh bangsa Moor atau Moros dari Spanyol. Mereka melarikan diri dari Spanyol ke Peru karena mendapat penyiksaan.Tercatat dalam sejarah, terdapat seorang wakil penguasa Spanyol di Peru yang merupakan bangsa Moor dari Guadalajara.

Ia bernama Alvaro Gonzalez.Pada 1560, Alvaro dijebloskan ke pen jara di Kota Cuzco dengan leher ter belenggu karena telah mempraktikkan dan menyebarkan agama Islam. Rekannya yang merupakan keturunan bangsa Spanyol dan Negro, Luis Solano, pun mengalami nasib serupa dengan dakwaan yang sama.

Islam pun sempat lenyap karena banyaknya penyiksaan terhadap Muslimin. Umat Islam sempat dicekam ketakutan hingga enggan menyebut diri sebagai Muslim. Sementara Islam tenggelam, misionaris Peru McNaim giat menyebarkan paham gereja.

Keadaan berubah ketika pada 1940-an terjadi eksodus Muslim Palestina dan Lebanon yang hendak menyelamatkan diri dari kekejaman Israel. Mereka masuk ke Peru dan Islam pun dikenal kembali di negara itu untuk kali kedua.

Tak hanya berjasa mengenalkan kembali Islam, para pengungsi dari Palestina dan Lebanon juga berperan penting dalam membangun pere konomian Peru. Pada 1993, kaum Muslimin membentuk komunitas dan membangun masjid. Sayangnya, masjid itu tak bertahan lama karena kesulitan dana untuk merawat dan mengelolanya.

Kaum imigran dari Palestina dan Lebanon itu pun kemudian menjalin hu bungan ukhuwah Islamiyah de ngan kaum etnis Moor yang meru pa kan pemeluk Islam awal di Peru. Me re ka saling memengaruhi adat isti adat hingga terbentuklah budaya per paduan keduanya, budaya Islam. Ma ka, tak heran jika ibu kota Peru, Li ma, memiliki aura keislaman yang kuat.

Geliat itu berlangsung tak hanya di kota-kota besar, tetapi hingga ke daerah pedesaan mau pun pedalaman. Kendati minoritas, umat Islam mampu memberikan pengaruh luas di masyarakat. Kiprah mereka meram bah ke berbagai bidang. Peru meru pakan contoh terbaik. Di sana umat Islam begitu dikagumi, terutama dalam keterampilan mendesain bangunan. Beberapa gedung dan bangunan indah di negara itu berarsitektur Islam.

Memasuki Kota Lima akan tampak pemandangan layaknya Andalusia pada masa kejayaan Islam.Begitu banyak arsitektur Islam yang menghiasi Kota Lima. Masyarakat setempat menyebut arsitektur tersebut sebagai gaya Arabescos, yakni perpaduan gaya Timur Tengah dan Mediterania. Kehadiran bangunan- bangunan berasitektur Islam itu mem buat Muslim dikagumi oleh masyarakat setempat.

Tak sekadar menjalin ukhuwah Islamiyah, komunitas Moor dan kaum imigran Palestina serta Lebanon pun bersama-sama menyebarkan agama Islam di Peru. Dimulai sekitar 1980-an, kegiatan dakwah menggeliat. Tak sedikit warga Latin yang meme luk agama Islam.

Bahkan, pascaperistiwa 11 September, jumlah mualaf meningkat tajam. Meski masih merupakan kelom pok minoritas, Muslim Peru sangat aktif menggelar syiar Islam hingga kini. Aktivitas dakwah ini bisa ber jalan berkat kebijakan Pemerintah Peru yang memberikan kebebasan bagi setiap umat beragama.

Walau demikian, kendala dan perbe daan perlakuan oleh pemerintah tak bisa ditampikkan. Peru dengan mayoritas penduduk beragama Katolik mencapai 85 persen dari keseluruhan penduduknya memberikan keistimewaan tersendiri kepada gereja Katolik yang menda patkan kemudahan dalam hal perpajakan, pendidikan, tenaga kerja, pembangunan sarana ibadah, dan sebagainya.

Sedangkan, bagi agama mino ritas, seperti Islam, dikenakan pajak yang cukup tinggi, termasuk dana bantuan dari luar negeri pun dikenai pajak yang tidak sedikit. Namun, secara umum, hampir tidak ada permasalahan terkait kehidupan beragama, kendati pernah muncul sikap curiga terhadap Islam setelah terjadinya peristiwa 11 September.

Di bidang pendidikan keagamaan, pemerintah setempat mengizinkan pengelolaan sekolah agama bagi tiap komunitas agama. Terhadap siswa Muslim yang menempuh pendi dikan di sekolah non-Muslim mereka diberi kesempatan menyu sun program pembelajaran agama sesuai kepercayaannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement