Senin 17 Apr 2017 15:00 WIB

Masjid Agung Tripoli Bukti Kebangkitan Peradaban Islam di Lebanon

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Tripoli
Foto: Wikipedia
Masjid Agung Tripoli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama abad ke-12 dan menjelang akhir abad ke-13, sebagian besar wilayah pesisir pantai Lebanon dikuasai pasukan Salib. Dibangunnya masjid ini juga dimaksudkan untuk membangkitkan kembali peninggalan Islam di wilayah bekas pendudukan pasukan Salib. Masjid Agung al-Mansur dibangun di dekat bekas reruntuhan Gereja Salibis St Mary.

Ini pun sebagai bangunan publik pertama yang dibangun Kesultanan Mamluk di Tripoli. Pada 1516 atau sekitar dua abad setelah pembebasan oleh Kesultanan Mamluk, Lebanon termasuk Kota Tripoli jatuh ke kekuasaan Kesultanan Ottoman.

Lantaran pembangunannya dalam masa peperangan, Sultan al-Asyraf juga memerintahkan arsitek tersebut agar membuat sebuah menara pengawas yang terletak di pintu barat masjid ini. Adapun bagian serambi beserta pilar-pilar masjid dirancang arsitek Kesultanan Mamluk lainnya, yakni Ahmed bin Hassa Baalbaki.

Luas keseluruhan kompleks Masjid Agung al-Mansur mencakup tiga ribu meter persegi. Dr Ghazi menilai, baik Nashruddin Aajami maupun Baalbaki terpengaruh gaya arsitektur Shamieh. Itu bercirikan terutama kesan lapang, tetapi sederhana yang ditampilkan kompleks rumah ibadah ini.

Bagaimanapun, pada masa awal pembangunannya penampakan masjid ini kerap dinilai mirip dengan gereja Kristen. Terutama, bila melihat pada bagian pintu atau menara Masjid Agung al-Mansur. Namun, pekarangan, tanah lapang di dalam kompleks masjid ini, kolam air mancur, dan tentu saja ruang shalat, itu jelas-jelas gaya arsitektur Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement