Selasa 28 Mar 2017 22:30 WIB

Corak Khas Cordoba di Masjid Agung Zaytuna

Bagian luar Masjid Agung Zaytuna.
Foto: Wikipedia
Bagian luar Masjid Agung Zaytuna.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Penelusuran arkeologis di area Masjid Agung Zaytuna menemukan, beberapa bagian bangunan masjid ini berasal dari bekas gereja. Keseluruhan masjid ini kemudian direnovasi oleh Aghlabid pada 248 Hijriyah atau 863 Masehi. Sebuah prasasti di dasar kubah dekat mihrab Masjid Agung Zaytuna menyebutkan, Fathullah, budak dari Sultan al-Nasir Dinasti Abbasiyah memimpin renovasi itu.

Masjid Agung Zaytuna memiliki corak bangunan yang khas Kordoba, Spanyol. Sebuah tanah lapang terhampar di tengahnya. Lobi dengan ratusan pilar dan lengkung gerbang setengah lingkaran di antara pilar-pilar itu.

Luas bangunan di dalam kompleks masjid ini adalah 1.344 meter persegi. Bagian tengahnya lebih lebar, yakni 4,8 meter. Bentuknya seperti huruf 'T' yang menghadap ke mimbar. Di sanalah shaf pertama orang-orang untuk shalat.

Di atas mimbar, terdapat kubah yang terletak di atas struktur berbentuk segi delapan. Di dekat mimbar ini ada prasasti peninggalan Khalifah al-Mustin, dari Dinasti Abbasiyah. Pada dinding masjid ini juga terdapat ukiran seni kaligrafi gaya Kufi yang indah, menampilkan ayat-ayat suci Alquran.

Sejak abad ke-10 Masehi, di bagian tengah tanah lapang kompleks masjid ini ada galeri berbentuk lingkaran. Keseluruhan bangunan ini berwarna jingga.

Pada abad ke-19, masjid ini direnovasi dengan penambahan lapisan marmer yang diimpor dari Italia. Pada 1894, menara baru didirikan di bagian barat laut Masjid Agung Zaytuna. Tingginya mencapai 43 meter. Bentuknya menyerupai menara al-Mohad yang ada di Masjid Kasbah, Tunisia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement