Ahad 26 Mar 2017 23:59 WIB

Masjid Salam, Pusat Dakwah di Manila

Muslim Mindanao menggelar shalat berjamaah dekat Istana Presiden Filipina di Manila, saat berunjuk rasa menuntut kemerdekaan Bangsa Moro.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Muslim Mindanao menggelar shalat berjamaah dekat Istana Presiden Filipina di Manila, saat berunjuk rasa menuntut kemerdekaan Bangsa Moro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya di kawasan Barangay 645, komunitas Muslim juga bisa ditemui di sekitar Masjid Salam, Quezon City, sebelah timur Metro Manila. Pada 2002, jumlah Muslim yang menetap di kawasan ini sekitar 6.300 orang. Jumlah ini masih ditambah de ngan Muslim yang kadangkadang saja tinggal di sini, jumlahnya sekitar 3.000 orang.

Kompleks Masjid Salam awalnya dibeli oleh Islamic Directorate of the Philippines pada 1971. Awalnya, kompleks ini disiapkan sebagai kompleks yang berisi fasilitas Islam dengan dana bantuan dari Pemerintah Libya. Islamic Directorate of the Philippines memang lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Libya dan beranggotakan politikusi, pengacara, akademisi, profesional, dan tokoh-tokoh Muslim dari berbagai suku. Namun, pada 1972, tak lama setelah adanya UU Darurat, lembaga ini dilarang.

Namun, sebuah masjid dan madrasah akhirnya berdiri di kompleks ini pada 1979 atas pra karsa Kementerian Kerja Sama Muslim. Kementerian ini pula yang mendorong masuknya penduduk baru ke wilayah ini seiring bertambahnya jumlah Muslim di Manila.

Belakangan, kompleks ini men dapatkan bantuan yang banyak dari negara Arab. Empat masjid baru pun berturut-turut hadir di wilayah ini, yakni pada 1991, 2001, 2002, dan 2003. Pada akhir pekan, di sebuah gedung madrasah di sebelah Masjid Sa lam, dibuka kelas membaca dan menulis Arab serta kajian akidah Islam. Setahun sekali, madrasah membuka klinik kesehatan.

Kompleks Masjid Salman pun dilengkapi dengan sarana sosial lainnya, seperti lapangan bola basket yang juga bisa berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan pernikahan Islami. Beberapa to ko yang menjual daging halal dan restoran halal ada di sini. Dengan segala fasilitas yang merujuk pada ajaran Islam, area ini menjadi tempat yang nyaman bagi umat Islam untuk hidup dan ber masyarakat sesuai ajaran Islam.

Bagaimana dengan kantong Muslim lainnya di Maharlika Village? Permukiman Muslim yang didirikan setelah diberlakukannya UU Darurat pada September 1972 ini berlokasi di kawasan Taguig, Manila. Maharlika Village diba ngun di atas lahan seluas 33,9 hektare yang merupakan bekas fasi litas tentara. Kawasan ini di leng kapi infrastruktur pendu kung, se perti masjid, madra sah, pe r umahan, asrama siswa, ge dung pertemuan, fasilitas olah raga, pemakaman, jalan, dan listrik.

Saat ini, Maharlika Village memiliki 10 masjid. Masing-ma sing masjid mewakili etnik Islam yang ada di Manila. Sebut saja, misalnya, Masjid Biru yang di ke lola masyarakat Tausug, Masjid Kalagan oleh masyarakat Kalag an, dan Masjid Hijau oleh masya rakat Maguindanao.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement