REPUBLIKA.CO.ID, COLOGNE -- Sebuah kelompok Muslim besar di Jerman menyerukan kepada pemerintah untuk mengizinkan anak-anak yang terluka dan trauma dari Gaza masuk ke negara itu untuk mendapatkan perawatan medis dan psikologis.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Dewan Koordinasi Muslim (Muslim Coordination Council) yang berbasis di Cologne Ali Mete menyatakan bahwa memberikan bantuan medis dan perlindungan kepada anak-anak yang trauma di Jerman adalah kewajiban moral.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
“Anak-anak yang trauma harus menerima bantuan medis dan perlindungan di Jerman,” katanya, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (31/10/2025).
Ia menambahkan, jika tidak, hal itu bertentangan dengan pemahaman mereka tentang kemanusiaan dan kasih sayang.
Ia melanjutkan dengan mengatakan anak-anak di Gaza mengalami penderitaan yang tak terkatakan, dengan banyak yang terluka parah dalam serangan Israel, kehilangan orang tua, saudara kandung, dan teman-teman, serta ditinggalkan sendirian di tengah reruntuhan.
“Anak-anak ini tidak hanya terluka secara fisik, tetapi juga sangat trauma,” ujar Mete sambil menyatakan beberapa kota dan organisasi sipil Jerman telah menyatakan kesiapan merawat anak-anak yang terluka dan keluarga mereka.
Jerman sebelumnya telah mengizinkan anak-anak dari zona perang dan krisis untuk masuk ke negara itu, sehingga ia menekankan tradisi ini tidak boleh berakhir. Apalagi di masa sekarang, mengingat situasi menyedihkan anak-anak di wilayah terkepung itu.
Menurut UNICEF, setidaknya 61.000 anak Palestina dilaporkan wafat atau terluka sejak Oktober 2023, atau satu anak setiap 17 menit. Banyak di antara mereka mengalami trauma, menjadi yatim piatu, dan mengungsi beberapa kali.
Israel telah membunuh lebih dari 68.000 orang di Gaza dalam serangan selama lebih dari dua tahun sejak Oktober 2023.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas tercapai pada 10 Oktober lalu, berdasarkan rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump. Namun, Israel telah melanggar gencatan senjata tersebut beberapa kali.




