REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Kementerian Agama (Kemenag) bersama PT Tera Data Indonusa Tbk (Axioo) dan Intel Indonesia Corporation menggelar seminar dan pelatihan bagi pendidik madrasah untuk memperkuat literasi digital serta kesiapan menghadapi era kecerdasan buatan (AI) dan robotika di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Senin.
Kegiatan bertajuk Seminar Teknologi AI & Robotics dan Robotics Teacher Bootcamp (RTB) itu diikuti ratusan guru madrasah dari berbagai jenjang pendidikan. Program ini merupakan bagian dari komitmen Kemenag, Axioo, dan Intel, dalam menyiapkan tenaga pendidik yang adaptif terhadap transformasi teknologi.
Seorang tenaga pendidik yang adaptif terhadap transformasi teknologi adalah guru yang tidak hanya mahir mengoperasikan perangkat digital, tetapi juga mampu mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam proses belajar mengajar secara kreatif dan efektif.
Mereka melihat teknologi bukan sebagai beban, melainkan sebagai alat bantu yang luar biasa untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan dunia modern. Dengan kata lain, guru adaptif selalu siap belajar dan mencoba hal-hal baru, memastikan bahwa metode pengajaran mereka tidak ketinggalan zaman dan selalu bisa memfasilitasi kebutuhan siswa di era digital.
Kemampuan adaptasi ini mencakup beragam hal, mulai dari memanfaatkan platform pembelajaran daring seperti Google Classroom atau Moodle untuk mengelola materi dan tugas, hingga menciptakan konten digital yang memukau seperti video edukasi, presentasi interaktif, atau modul-modul e-learning.
Lebih dari itu, guru adaptif juga mampu memanfaatkan teknologi untuk personalisasi pembelajaran. Dengan bantuan teknologi, mereka bisa melacak kemajuan setiap siswa dan menyesuaikan materi ajar agar sesuai dengan gaya belajar serta kecepatan pemahaman masing-masing individu, sehingga setiap siswa mendapatkan dukungan yang optimal.
Pada akhirnya, tenaga pendidik yang adaptif terhadap teknologi berperan sebagai fasilitator dan pemandu bagi para siswa dalam menjelajahi lautan informasi digital. Mereka tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga menanamkan literasi digital dan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Dengan demikian, para guru ini memastikan bahwa lulusan yang mereka hasilkan bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin digerakkan oleh inovasi dan teknologi.
Wakil Bupati (Wabup) Pacitan Gagarin Sumrambah menyebut kolaborasi lintas sektor ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kompetensi guru di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
"Kami berharap pelatihan seperti ini terus berlanjut agar pendidikan kita semakin adaptif terhadap perubahan zaman," katanya.
Kepala Kantor Kemenag Pacitan Baharuddin menambahkan kegiatan tersebut diharapkan mendorong guru memanfaatkan teknologi untuk memperkaya metode pembelajaran.
"Pendidikan di era digital harus menyiapkan generasi muda yang kreatif dan tanggap teknologi," ujarnya.
General Manager Axioo Umayya Alamoedi mengatakan perusahaannya berkomitmen mendukung peningkatan kapasitas guru, tidak hanya lewat produk tetapi juga melalui pelatihan inovatif.
"RTB ini kami harap menjadi wadah guru berinovasi dan menginspirasi siswanya," katanya.
Sementara itu Director of Educational Innovation and Partnership Intel Indonesia Tommy Ferdianto menegaskan teknologi seharusnya menjadi penggerak bagi dunia pendidikan.
"Kami ingin memperkuat ekosistem pembelajaran berbasis inovasi agar guru dapat membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21, seperti coding dan AI," ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung dua hari itu mencakup seminar, pelatihan robotik dasar, hingga praktik pemrograman dan uji gerak robotik.
Setelah kegiatan, Axioo menunjuk PT Majukan Skill Anda (upmyskill.id) untuk melakukan pendampingan lanjutan melalui sinkronisasi kurikulum digital bagi sekolah di bawah naungan Kemenag.