REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON — Penjajah Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas dilaporkan telah menyepakati gencatan senjata. Kedua pihak sepakat pada "tahap pertama" rencana perdamaian dengan menghentikan pertempuran di Gaza. Dalam waktu dekat, Hamas akan membebaskan setidaknya beberapa tawanan Israel yang akan 'ditukar' oleh tahanan Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Rabu (8/10/2025) saat mengumumkan gencatan senjata yang menjadi terobosan terbesar dalam beberapa bulan terakhir usai genosida yang telah berlangsung dua tahun.
"Ini berarti semua sandera akan dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, bertahan lama, dan abadi," tulis Trump di media sosial. "Semua pihak akan diperlakukan secara adil!" tegas Trump.
Secara terpisah, Hamas mengatakan kesepakatan itu akan memastikan penarikan pasukan Israel serta memungkinkan masuknya bantuan dan pertukaran sandera dan tahanan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan di media sosial, "Dengan pertolongan Tuhan, kami akan membawa mereka semua pulang."
Hamas berencana untuk membebaskan semua 20 sandera yang masih hidup akhir pekan ini, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada The Associated Press. Sementara itu, militer Israel akan mulai menarik pasukan dari sebagian besar wilayah Gaza.
Belum jelas apakah kedua belah pihak telah mencapai kemajuan tentang masa depan konflik tersebut. Termasuk, apakah Hamas akan melakukan demiliterisasi, seperti yang dituntut Trump, dan tata kelola wilayah yang dilanda perang tersebut. Meski demikian, kesepakatan itu tetap menandai perkembangan paling penting sejak kesepakatan pada Januari dan Februari yang melibatkan pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina.