Ahad 05 Oct 2025 07:12 WIB

Ulama Asal Sulsel Ini Disebut Menag Manusia Langka, Begini Penjelasannya

Sosok ulama tersebut dinilai memiliki akhlak yang sangat baik.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar (tengah) membahas konsep percepatan serapan tenaga kerja bagi lulusan pesantren dengan mantan Tenaga Ahli Kemnaker yang kini menjadi Pembina di National Industrial Watch Lukmanul Hakim di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (29/9/2025). Hadir dalam diskusi tersebut Habib Ahmad Assegaf.
Foto: dokpri
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar (tengah) membahas konsep percepatan serapan tenaga kerja bagi lulusan pesantren dengan mantan Tenaga Ahli Kemnaker yang kini menjadi Pembina di National Industrial Watch Lukmanul Hakim di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (29/9/2025). Hadir dalam diskusi tersebut Habib Ahmad Assegaf.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR — Menteri Agama (Menag) Prof KH Nasaruddin Umar mengajak seluruh santri agar meneladani seorang ulama besar pendiri Pesantren Nahdlatul Ulum (NU) Soreang Anregurutta Haji (AGH/KH) Sanusi Baco di Sulawesi Selatan.

"Anregurutta (AGH) Sanusi Baco, sosok manusia langka. Beliau tidak banyak ngomong. Dia puas sekali melihat, santri dan umatnya puas,” ujarnya saat bersilaturrahim dengan pengelola dan santri Ponpes NU Soreang di Kabupaten Maros, Sulsel, Sabtu (4/10/2025).

Baca Juga

Nasaruddin Umar mengatakan, sosok ulama besar tersebut memiliki akhlak yang sangat baik dan patut untuk ditiru dan dipertahankan. Ia menyatakan, selama mengenalnya, AGH Sanusi Baco jarang tersinggung. Tidak heran, ujar dia, sosok Sanusi Baco disayangi semua kalangan di Sulsel.

“Saya minta kepada semua, madrasah yang paling utama adalah belajar kepada pendiri pondok, AGH Sanusi Baco. Jangan menyesal masuk di pesantren, apalagi di Pesantren NU ini. Ini Pondok Nahdliyin, tapi beliau, AGH Sanusi Baco, hadir untuk semua golongan," kata dia.

Menag kemudian mengajak kepada pembina dan pengelola pondok, serta para santri, untuk mengutamakan keberkahan hidup.

“Yang kita cari bukan besar, banyak, jabatan tinggi sekali, tapi yang kita cari di hidup ini berkah. Apa artinya itu semua kalau tidak berkah malah membebani, tapi kalau berkah, biar kecil, sedikit bisa terasa banyak. Ini falsafah yang diajarkan Anregururtta," tutur dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement