REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aqsa Working Group (AWG) mengatakan, pencegatan dan penangkapan armada Global Sumud oleh Zionis Israel adalah tindakan terorisme yang harus dilawan oleh semua elemen global. Global Sumud Flotilla dinilai merupakan gerakan kemanusiaan tanpa kekerasan yang membawa bantuan darurat dan amat diperlukan oleh warga Gaza.
"AWG mengutuk Zionis Israel, sekaligus mengecam pemimpin dunia terutama negara-negara Arab yang membiarkan Gerakan kemanusiaan itu diancam, diintimidasi, bahkan ditangkap," kata Ketua Presidium AWG Anshorullah kepada Republika, Jumat (3/10/2025)
Anshorullah menegaskan, negeri-negeri Arab dan Muslim juga menutup mata terhadap tindakan terorisme yang dilakukan Zionis Israel. Sikap mereka dinilai membuktikan bahwa mereka masih terlalu disibukkan dengan isu domestik yang dependen bahkan inferior, karena belum bisa lepas dari hegemoni Amerika Serikat (AS).
AWG melihat keterlibatan aktivis yang lebih banyak dari Eropa dan negara-negara Barat dalam Armada Global Sumud adalah representasi dari masyarakat Barat yang mulai terbuka kesadarannya. Para aktivis Barat sekarang melihat bahwa Zionisme sebagai entitas teror yang penuh dengan kebohongan dan tipu daya. Zionisme pun dinilai harus dihapuskan dari peradaban umat manusia.
"Itu juga berarti bahwa masyarakat sipil di Eropa dan Amerika menentang elit mereka yang masih terus mendukung Zionis Israel. Keterlibatan mereka dalam gerakan Sumud Flotilla dan aksi massif di berbagai kota besar di seluruh Eropa dan Amerika menjadi buktinya," ujar Anshorullah.
AWG melihat fenomena tersebut sebagai bagian dari kemenangan Operasi Thufan Al Aqsa, 7 Oktober 2023. Secara defacto, saat ini Israel telah menjadi negara terkucilkan atau menjadi paria state.