Kamis 02 Oct 2025 19:02 WIB

Satu Kapal Global Sumud Hilang Kontak Saat Masuki Perairan Gaza, GSF: Nasibnya Belum Jelas

Konvoi kemanusiaan diserang Israel sejak Rabu malam.

Kapal Keiser yang akan dinaiki aktivis kemanusiaan dari Indonesia Wanda Hamidah bersama aktivis Global Sumud Flotilla lainnya bersandar di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025). Sebanyak 13 kapal GSF telah berlayar meninggalkan pelabuhan di Tunisia menuju perairan laut internasional Mediterania untuk menembus blokade Gaza. Wanda Hamidah menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) untuk mengikuti pelayaran akbar membuka koridor kemanusiaan ke Gaza bersama ratusan aktivis dan relawan dari puluhan negara. Wanda Hamidah menaiki kapal Keiser bersama 11 relawan dan aktivis dari Turki dan Tunisia dan beberapa negara lainnya. Kapal Keiser menjadi kapal terakhir yang berlayar dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia pada Selasa (16/9). Diperkirakan pelayaran mengarungi Laut Mediterania itu memasuki perairan Gaza selama 10 sampai 12 hari.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kapal Keiser yang akan dinaiki aktivis kemanusiaan dari Indonesia Wanda Hamidah bersama aktivis Global Sumud Flotilla lainnya bersandar di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025). Sebanyak 13 kapal GSF telah berlayar meninggalkan pelabuhan di Tunisia menuju perairan laut internasional Mediterania untuk menembus blokade Gaza. Wanda Hamidah menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) untuk mengikuti pelayaran akbar membuka koridor kemanusiaan ke Gaza bersama ratusan aktivis dan relawan dari puluhan negara. Wanda Hamidah menaiki kapal Keiser bersama 11 relawan dan aktivis dari Turki dan Tunisia dan beberapa negara lainnya. Kapal Keiser menjadi kapal terakhir yang berlayar dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia pada Selasa (16/9). Diperkirakan pelayaran mengarungi Laut Mediterania itu memasuki perairan Gaza selama 10 sampai 12 hari.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, salah satu kapal konvoi Global Sumud Flotilla (GSF) dilaporkan memasuki perairan teritorial Gaza. Salah satu armada dari konvoi kemanusiaan tersebut dilaporkan melintasi perairan teritorial Gaza sebelum sinyal pelacakannya hilang sekitar 9,3 mil laut dari pantai, lapor kantor berita Anadolu.

Penyelenggara mengatakan, belum jelas apakah kapal tersebut diserang dan ditarik oleh pasukan Israel, menghindari intersepsi, atau apakah pelacaknya mengalami malfungsi.

Baca Juga

Konvoi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, yang membawa anggota parlemen, pengacara, jurnalis, dan aktivis dari lebih dari 45 negara. Mereka diserang oleh Angkatan Laut Israel pada Rabu malam. Penyelenggara mengonfirmasi pada Kamis, sebanyak 223 peserta telah ditahan ketika pasukan Israel menyita beberapa dari 44 kapal lintas negara. 

Koresponden Al-Jazeera, Hassan Masoud, melaporkan dari atas kapal Shireen Abu Akleh, bahwa kapal Mekino (Albera) adalah kapal yang mencapai perairan Gaza sebelum kontak hilang selama lebih dari tujuh jam. Masoud menggambarkan perkembangan ini sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia mencatat, belum pernah ada armada sebelumnya yang mencoba menerobos pengepungan yang berhasil mencapai sedekat ini ke Pantai Gaza.

Setidaknya, ada 13 kapal berada di bawah kendali Angkatan Laut Israel dan dialihkan ke Ashdod, menurut seorang juru bicara armada. Penyelenggara menuduh pasukan Israel melakukan "perilaku bermusuhan," termasuk sengaja menabrak Florida dan menyerang Yulara, Metic, dan kapal-kapal lainnya dengan meriam air.

photo
Pelacak Global Sumud Flotilla, memantau armada kapal yang masih berlayar ke Gaza pada Kamis (2/10/2025) siang. - (GSF)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement