Kamis 25 Sep 2025 14:50 WIB

Kisah Pengemis yang Dermawan

Sikap dermawan akan berbuah kebaikan, termasuk kepada diri pelakunya.

ILUSTRASI Dermawan
Foto: REPUBLIKA
ILUSTRASI Dermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat paceklik berkepanjangan menimpa Bani Israil, banyak di antara mereka menderita kelaparan. Alhasil, jumlah orang miskin di antara umat Nabi Musa AS ini melonjak tinggi.

Pada suatu ketika, datanglah seorang fakir mengetuk pintu rumah si kaya. "Wahai keluarga yang berada dan banyak harta, bersedekahlah karena Allah! Berilah padaku sepotong roti!"

Baca Juga

Maka keluarlah seorang gadis belia memberikan sepotong roti hangat padanya. Tiba-tiba, ayah gadis itu keluar dengan murka.

Laki-laki yang terkenal bakhil itu memarahi anak gadisnya dan tanpa pikir panjang memotong tangan kanan buah hatinya itu.

Atas ketentuan Allah, saudagar itu menjadi fakir beberapa tahun kemudian. Ia jatuh pailit, hidupnya terlunta-lunta, bahkan mati mengenaskan.

Sementara itu, anak gadisnya yang dermawan terpaksa jadi pengemis, mengharapkan belas kasihan warga dari pintu ke pintu.

Suatu hari, sampailah gadis ini di rumah seorang janda kaya yang dermawan. Ia mengetuk pintu, dan sang janda menemuinya.

Melihat kecantikan si gadis peminta-minta, janda tersebut lalu mengawinkannya dengan putranya.

Saat jamuan makan malam tiba, gadis ini menyantap makan malamnya dengan tangan kiri. Sebab, tangan kanannya cacat akibat perlakuan ayahnya dahulu.

Saat acara santap malam masih berlangsung, tiba-tiba terdengar suara, "Wahai hamba-Ku yang baik budi, keluarkanlah tangan kananmu! Sungguh, sebelum ini kamu pernah mendermakan sepotong roti kepada hamba-Ku yang sangat membutuhkan. Hal ini kaulakukan karena semata-mata mengharapkan ridha-Ku. Kini Aku kembalikan tangan kananmu yang gemar berderma karena Aku."

Demi mendengar seruan itu, menantu janda tersebut mencoba membuktikan kebenarannya, dan ternyata benarlah semuanya.

Begitu dikeluarkan, tangan kanannya dalam keadaan utuh seperti sedia kala. Itulah anugerah Allah kepada hamba-Nya yang suka berderma karena-Nya.

Maka, sang gadis itu pun kembali melanjutkan santap malam bersama suaminya dengan mempergunakan tangan kanan.

Bagi orang yang berakal, kisah ini dapat menjadi pelajaran untuk berderma di jalan Allah agar mendapatkan kebahagiaan di dua kampung, yaitu kampung dunia dan kampung akhirat. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap kebajikan hamba-Nya walau sekecil apa pun.

فَمَنۡ يَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرًا يَّرَهٗ

وَمَنۡ يَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya" (QS al-Zalzalah: 7-8). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement