Senin 01 Sep 2025 20:06 WIB

Doa Bersama Rawat Ibu Pertiwi: Aspirasi Rakyat Seharusnya Lahirkan Keadilan, Bukan Kekerasan

Doa bersama ini adalah ajakan moral untuk menjaga negeri dengan kasih sayang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di berbagai daerah, aksi unjuk rasa yang bermula sebagai penyaluran aspirasi rakyat mulai bergeser menjadi kerentanan sosial, bentrokan, perusakan fasilitas umum, hingga jatuhnya korban jiwa. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan meredupnya semangat persatuan bangsa, sekaligus meninggalkan trauma mendalam terutama bagi perempuan dan anak-anak.

Di tengah kondisi tersebut, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) menggelar doa bersama bertajuk "Rawat Ibu Pertiwi" pada Senin (1/9/2025). Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Ketua Bidang Dakwah PPNA, Hajah Nur Arina Hidayati menjadi momentum refleksi sekaligus seruan moral agar bangsa Indonesia kembali meneguhkan jalan damai dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan.

Baca Juga

Ketua Departemen Kebijakan Publik PPNA, Muntazimah menegaskan bahwa doa bersama ini adalah ajakan moral untuk menjaga negeri dengan kasih sayang.

"Ini merupakan ikhtiar bersama untuk merawat Indonesia dengan hati yang teduh. Doa adalah kekuatan perempuan untuk mengajak bangsa kembali mengedepankan kasih sayang, bukan permusuhan. Negeri ini harus kita jaga bersama,” kata Muntazimah saat memandu kegiatan secara daring, Senin (1/9/2025)

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PPNA, Ariati Dina Puspitasari menyampaikan keprihatinannya atas tragedi yang terjadi di sejumlah daerah. Ia berharap peristiwa tersebut menjadi yang terakhir, karena menurutnya aspirasi rakyat seharusnya melahirkan keadilan, bukan kekerasan, penjarahan, ataupun perusakan fasilitas umum. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement