REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) mengecam serangan udara Israel terhadap Damaskus baru-baru ini. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RRC mengimbau Tel Aviv agar menghormati kedaulatan teritorial Suriah.
"Kedaulatan dan integritas teritorial Suriah harus dihormati," kata Juru Bicara Kemenlu RRC, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (17/7/2025).
China mengingatkan, eskalasi konflik di Timur Tengah dapat terus meningkat akibat operasi militer Israel (IDF) terbaru itu. Semestinya, seluruh pihak dapat menahan diri.
"Khususnya, mengingat gejolak yang terus berlanjut di Timur Tengah, seharusnya tidak ada tindakan yang dapat menyebabkan eskalasi," tambah Lin Jian.
Pada Selasa (15/7/2025) lalu, jet-jet tempur IDF melancarkan serangan udara ke bangunan Kementerian Pertahanan Suriah. Objek itu berada dekat dengan kompleks Istana Presiden di Damaskus, Suriah.
Dalam pernyataannya, pihak IDF menyatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan jajarannya untuk menyerang militer Suriah di Suwayda. Tel Aviv mengeklaim, serangan tersebut dilakukan demi melindungi komunitas Druze di Suriah. Ia berdalih, ada "ikatan erat" antara komunitas Druze di Suriah dan yang berada di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Pada Ahad (13/7/2025), bentrokan meletus antara milisi Druze bersenjata dan kelompok Badui di Suwayda. Di antara faktor pemicunya, kedua belah pihak menyita kendaraan satu sama lain. Demikian keterangan sumber setempat.
Akibat bentrokan tersebut, lebih dari 30 orang tewas dan hampir 100 lainnya luka-luka akibat kekerasan tersebut.