REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Jika kita cermati dalam olah raga pertarungan Ultimate Fighting Championship (UFCH), diketahui banyak muncul sosok-sosok Muslim.
Dari sosok Khabib Nurmagomedov hingga Islam Makhachev Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana para pria Muslim mendominasi dunia pertarungan?
Untuk memahami perspektif yang lebih baik, kita harus melihat kepada para juara yang telah membuka jalan dalam olahraga ini dan kepercayaan diri mereka sebagai seorang Muslim.
Mungkin untuk memahami gagasan tentang seorang Muslim yang tidak meminta maaf, kita mulai dengan Muhammad Ali. Ali dengan berani menyatakan identitasnya dan hanya menyembah Allah saja yang mengguncang banyak orang di Amerika pada tahun 60-an setelah ia menjadi mualaf.
Demikian pula dalam dunia tinju, legenda Muslim seperti; Mustafa Hamsho (44-5-2, 28 KO), Eddie Mustafa Muhammad (50-8-1, 39 KO), dan Mike Tyson (50-6, 44 KO) patut disebutkan. Menjadi petinju yang taat dan menjadi hamba Allah secara terbuka di Inggris juga dilakukan oleh Naseem Hamed, yang juga dikenal sebagai "Pangeran Naseem".
Pangeran Naseem dikenal luas karena mengumumkan pernyataan keimanannya di Las Vegas pada 2001 sebelum pertarungannya melawan Marco Antonio Barrera.
“Allahhu Akbar. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah".
Meskipun sang pejuang mengalami kekalahan pertama dan satu-satunya, dia bersyukur kepada Allah atas hasilnya.
Sering kali di media, banyak dari para petinju ini mengucapkan syahadat (kesaksian Iman Muslim) setelah kemenangan mereka di atas ring tinju, yang terpampang di halaman depan berita keesokan harinya.
Kini, seiring dengan perkembangan era baru MMA/UFC yang mendapatkan lebih banyak liputan di media arus utama, seiring dengan meningkatnya jumlah Muslim yang berpartisipasi dalam olahraga ini, kita mulai bertanya bagaimana mereka dapat mendominasi dunia pertarungan.
“Saya tidak pernah minum atau merokok," kata Khabib Nurmagomedov kepada The Los Angeles Times pada tahun 2018. "Bukan karena saya seorang atlet, tapi karena saya seorang Muslim."
Khabib telah memberikan contoh yang luar biasa sebagai seorang petarung Muslim dengan menghormati keinginan ibunya dan pensiun dari UFC.
Dapat dikatakan bahwa kerja keras dan pengabdiannya berasal dari disiplin sejati. Sebuah disiplin yang berakar pada Islam yang membawa kehormatan sejati.
