Rabu 18 Jun 2025 17:21 WIB

Iran Kecam Para Pemimpin Negara G7

Pemimpin negara G7 kompak sebut Iran sumber ketidakstabilan kawasan.

Orang-orang mengibarkan bendera Palestina, Turki, dan Iran saat protes di Istanbul, Turki.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Orang-orang mengibarkan bendera Palestina, Turki, dan Iran saat protes di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras para pemimpin negara G7.  Ini karena mereka mendukung rezim Israel dan menyalahkan Iran atas ketidakstabilan regional. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, dalam sebuah posting di akun X miliknya, Selasa (18/6/2025),  menyatakan bahwa G7 telah mengabaikan agresi terang-terangan "Israel" terhadap Iran. Termasuk, serangan terhadap infrastruktur nuklir dan penargetan tanpa pandang bulu di wilayah permukiman.

Baca Juga

Seperti diketahui, para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) yang bertemu di Kanada pada Senin mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir selama ketegangan di Timur Tengah terus meningkat.

"Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror di kawasan," kata para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan bersama.

"Kami secara konsisten menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," kata pimpinan G7 itu.

Negara-negara G7 menegaskan kembali komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, mengatakan: "Dalam konteks ini, kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap keamanan Israel".

Mereka juga menegaskan pentingnya perlindungan bagi warga sipil. "Kami mendesak agar resolusi krisis Iran mengarah pada deeskalasi permusuhan yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk gencatan senjata di Gaza".

Selain itu, mereka juga menyatakan akan selalu "waspada" akan implikasi terhadap pasar energi internasional dan siap berkoordinasi untuk menjaga stabilitas pasar.

Pada saat itu, Presiden AS Donald Trump kembali ke Washington pada Senin malam, mengakhiri partisipasinya pada KTT G7 karena ketegangan di kawasan Timur Tengah.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : anadolu / antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement