Kamis 12 Jun 2025 11:50 WIB

Terancam akan Dibombardir Iran, AS Evakuasi Diplomat dari Irak

Iran mengeluarkan ancaman baru untuk bombardir kedutaan Amerika.

Inspeksi militer Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri dan Komandan Pasukan Dirgantara IRGC Brigjen Amir Ali Hajizadeh menginspeksi rudal-rudal dengan mobil komano.
Foto: X
Inspeksi militer Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri dan Komandan Pasukan Dirgantara IRGC Brigjen Amir Ali Hajizadeh menginspeksi rudal-rudal dengan mobil komano.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengevakuasi staf diplomatik dari kedutaan besarnya di Baghdad, Irak, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kepada Anadolu, Rabu (11/6).

"Presiden Trump berkomitmen untuk menjaga keamanan warga Amerika, baik di dalam maupun luar negeri. Sesuai dengan komitmen tersebut, kami terus menilai postur personel yang tepat di semua kedutaan besar kami," kata pejabat tersebut kepada Anadolu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

"Berdasarkan analisis terbaru kami, kami memutuskan untuk mengurangi misi kami di Irak," tambahnya.

Tingkat evakuasi, termasuk apakah semua staf diplomatik AS ikut serta, masih belum jelas.

Penarikan pasukan dilakukan tiga hari setelah Trump mengadakan pertemuan tim keamanan nasionalnya di Camp David, sebuah lokasi di pedesaan Maryland yang memberinya lebih banyak privasi untuk melakukan pertemuan sensitif daripada di Gedung Putih.

Rincian tentang apa yang dibahas masih sedikit, tetapi Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa pertemuan itu mencakup pertemuan dengan petinggi militer.

Situs berita Axios secara terpisah mengutip pernyataan pejabat Israel anonim yang mengatakan bahwa militer Israel "telah berada dalam siaga yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir untuk kemungkinan eskalasi dengan Iran."

Sebelumnya pada Rabu (11/6), menteri pertahanan Iran mengancam akan menargetkan pangkalan AS di wilayah tersebut jika konflik pecah antara kedua negara terkait program nuklir Teheran.

"Jika perang dipaksakan pada Iran, AS pasti akan menderita lebih banyak kerugian daripada kami," kata Brigjen Aziz Nasirzadeh kepada wartawan di sela-sela pertemuan Kabinet di Teheran.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement