REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandarlampung menyatakan bahwa toleransi antar-umat beragama di kota ini terjaga dengan baik, tidak seperti yang di survei oleh Setara Institut.
"Survei dari Setara Institut menempatkan kota ini sebagai salah satu daerah dengan toleransi terendah. Saya rasa tidak benar karena toleransi di kota ini cukup baik," kata Kepala Kantor Kemenag Lampung Makmur di Bandarlampung, Selasa.
Menurutnya, hal itu dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan keagamaan di kota ini, dimana satu sama lain, antar-umat beragama saling menjaga keamanan dan kenyamanan saat perayaan atau ibadah.
"Padahal, di lapangan, kita ketahui bersama kota ini sangat toleransi. Jadi, apa yang disurvei itu tidak demikian, kalaupun ada kasus kecil, itu tidak mewakili Bandarlampung ini intoleransi," kata dia.
Dia mengatakan bahwa Kemenag Bandarlampung juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna meningkatkan toleransi antar-umat beragama di kota ini.
"Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Bandarlampung terkait toleransi, tapi ada hasil survei dari Setara yang menempatkan kota ini sebagai kota intoleransi, dengan faktor apa saja kami tidak tau," kata dia.
Ia mempertanyakan hasil survei yang menyebut Bandarlampung sebagai salah satu kota dengan tingkat toleransi rendah.
"Jadi, dari sisi mana kota ini tingkat toleransinya rendah. Faktanya di lapangan tidak seperti itu," kata dia.
Bandarlampung tercatat sebagai kota dengan toleransi rendah berdasarkan laporan Indesk Kota Toleran (IKT) 2024 oleh Setara Institut yang dirilis pada 27 Mei 2025. Dari 94 kota yang dikaji, Bandarlampung masuk urutan 89 nasional atau urutan enam terbawah dengan skor 4,357.
Ikuti Whatsapp Channel Republika