REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama Dr. Thobib Al Asyhar menjelaskan pentingnya untuk meningkatkan kecintaan anak-anak di level Raudhatul Athfal (RA) terhadap Alquran.
“Anak-anak di usia dini dalam hal ini RA (Paud), otak mereka sedang dalam tahap sangat elastis terhadap informasi. Mudah membentuk koneksi antar sel saraf. Mempercepat menerima informasi khususnya dalam menghafal Alqur’an,” ujarnya dalam sambutan melalui sambungan langsung telekonferensi video di sesi acara 'Peningkatan PKB dan Penguatan Manajemen Bagi Guru RA, Kepala dan Pengawas yang Efektif Kemenag RI 2025’ di Hotel Permata, Bogor pada 26 - 27 Mei 2025.
Acara tersebut dihadiri oleh 34 kepala sekolah, empat orang pengawas, empat orang Pengurus Pusat IGRA (Ikatan Guru RA); tiga orang Kankemenag Kota Bogor, dan delapan orang Kankemenag RI.
Thobib menyampaikan bahwa otak anak kecil seperti pita rekaman yang sangat jernih. Mereka mengingat setiap peristiwa. Menurut dia, gelombang Theta pada otak anak memiliki peranan dalam perkembangan kognitif, terutama dalam proses pembelajaran, ingatan, dan kreativitas.
“Anak di usia ini, berada di masa golden age, perkembangan kognitif di masa puncak dapat berhubungan dengan penanaman kecintaan Alqur’an semenjak kecil. Anak belum memiliki banyak beban kognitif, kapasitas otak mudah mencerna dan mudah mengingat,” jelas Thobib.
Ustadz Habiburrahim, Lc pada sesi selanjutnya menyampaikan tentang Metode Kauny yang mempelajari Alqur’an sekaligus artinya dan dapat diterapkan untuk berbagai usia, termasuk anak.“Metode pembelajaran Alqur’an ini menggunakan teknik seperti ketika Allah mengajarkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril dan kemudian Rasulullah mengajarkan kepada para sahabat,” ujar co-Founder Metode Kauny ini.
