REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Sedikitnya 41 warga Palestina wafat dan banyak yang lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Gaza Utara pada Kamis (29/5/2025) pagi, menurut sumber-sumber medis. Jumlah korban wafat di kalangan jurnalis di Jalur Gaza kini mencapai 221 orang.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengkonfirmasi bahwa 19 warga Palestina wafat dan banyak lainnya terluka dalam pemboman Israel yang menargetkan daerah pemukiman di kamp pengungsi Al-Bureij, yang terletak di Jalur Gaza tengah, dikutip dari laman Palestine Chronicle, Kamis (29/5/2025)
Mengutip sumber-sumber medis, Al-Jazeera melaporkan bahwa para korban termasuk tiga anak-anak dan seorang wanita. Serangan tersebut menargetkan sebuah rumah dan taman kanak-kanak di dekat Jalan Gaza Lama dan Alun-Alun Halabi di Jabaliya al-Balad, Gaza utara.
Korban wafat dan terluka dibawa ke Kompleks Medis Al-Shifa di Kota Gaza, sementara kru pertahanan sipil melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan dalam kondisi yang sulit.
Di tempat lain, petugas darurat menemukan mayat seorang warga Palestina yang terbunuh dalam serangan udara di rumah keluarga Abu al-Kass di dekat persimpangan Sanafour di lingkungan Al-Tuffah, sebelah timur Kota Gaza.
Tim medis memperkirakan sekitar 20 orang masih terjebak di bawah reruntuhan, karena penembakan Israel yang terus berlanjut dan kurangnya peralatan menghambat upaya penyelamatan.
Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa serangan udara Israel di Jalur Gaza pada hari Rabu telah membunuh 63 warga Palestina.
Dalam serangan terpisah, lima warga Palestina wafat dan beberapa lainnya, termasuk anak-anak, terluka ketika pasukan Israel menargetkan sebuah kendaraan organisasi amal yang sedang mengantarkan makanan kepada keluarga pengungsi di Jalan Al-Nafaq di Kota Gaza.
Rekaman yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan pasukan Israel menembaki lingkungan pemukiman di daerah Tal al-Zaatar di kamp pengungsi Jabaliya, Gaza utara, yang menyebabkan kerusakan besar.
Menargetkan Pers
Sindikat Jurnalis Palestina mengkonfirmasi bahwa jumlah jurnalis yang dibunuh Israel di Gaza telah meningkat menjadi 221 orang, menyusul pembunuhan jurnalis Moataz Mohammed Rajab pada Rabu (28/5) malam. Rajab terbunuh ketika pesawat tempur Israel menghantam sebuah kendaraan sipil di Jalan Al-Nafaq saat ia sedang meliput krisis kemanusiaan.
The Syndicate mengutuk pembunuhan Rajab, dan menggambarkannya sebagai bagian dari penargetan sistematis Israel terhadap para jurnalis yang mendokumentasikan kekejaman yang sedang berlangsung.
Kamis (29/5) menandai 600 hari sejak Israel melancarkan serangan dan genosida ke Jalur Gaza, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS). Penyeberangan tetap ditutup, bantuan diblokir, dan kelaparan menyebar - yang telah merenggut nyawa beberapa anak.
Sejak 7 Oktober 2023, perang dan genosida yang dilakukan Israel di Gaza telah membunuh atau melukai lebih dari 177.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 11.000 orang masih hilang di bawah reruntuhan.