Sabtu 24 May 2025 05:26 WIB

ISPA Dominasi Penyakit Jamaah Haji Indonesia, tak Kenal Usia, Lansia atau Muda

Beragam penyakit rawan menginfeksi jamaah haji, mengingat banyak yang sudah lansia. 

Personel Media Center Haji (MCH) Daker Makkah mengambil gambar instalasi gawat darurat (IGD) di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Arab Saudi, Kamis (8/5/2025). KKHI yang berada di Makkah dan Madinah merupakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia yang membutuhkan pelayanan rawat jalan, rawat inap, darurat, unit perawatan intensif, rujukan, pemeriksaan penunjang, pelayanan sanitasi, pelayanan gizi, serta layanan safari wukuf, tanazul dan evakuasi.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Personel Media Center Haji (MCH) Daker Makkah mengambil gambar instalasi gawat darurat (IGD) di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Arab Saudi, Kamis (8/5/2025). KKHI yang berada di Makkah dan Madinah merupakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia yang membutuhkan pelayanan rawat jalan, rawat inap, darurat, unit perawatan intensif, rujukan, pemeriksaan penunjang, pelayanan sanitasi, pelayanan gizi, serta layanan safari wukuf, tanazul dan evakuasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

Infeksi Saluran Nafas (ISPA) masih mendominasi penyakit jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. ISPA tidak hanya menyerang jamaah lanjut usia, tapi mereka juga yang berusia muda. 

Baca Juga

"Yang usia muda juga banyak yang batuk pilek tadi rata-rata juga semua usia sama rata," ujar Dokter Posko Kesehatan di Hotel Thayeb, Femi Dwi Aldini, Jumat (24/5/2025).  

Selain ISPA, ada juga penyakit-penyakit yang memang menjadi bawaan dari Indonesia, misalkan tensi darah tinggi dan gula.  "Itu juga masih juga terus rutin dikontrol di Klinik Kesehatan Haji Indonesia  (KKHI). Selain itu ada juga yang gangguan pencernaan seperti mual muntah atau diare atau bahkan tidak bisa buang air besar," ujarnya. 

Dokter Femi tak menampik, beragam penyakit yang menginfeksi pasien lantaran banyak jamaah memang sudah lansia. Mereka berada di usia 50 tahun ke atas. 

Adapun kasus rujukan, menurut dokter Femi, lebih ke penyakit serius seperti serangan jantung dan paru paru.  "Kalau di hotel ini kebetulan kloter saya SOC 25 alhamdulillah tidak ada merujuk tapi kalau misalkan di hotel ini di kloter PDG itu ada yang dirujuk juga kemudoan di hotel lain juga cukup banyak," ujarnya. 

Dalam sehari, kata ia, jumlah pasien rata-rata di hotel antara 40-60 orang. Pasien itu terhiung dari pagi sampai malam. "Kalau obat sesuai dengan ketersediaan kita, batuk pilek ya kita berikan sesuai kondisi gejalanya masing-masing," ujarnya.

Terkait cuaca panas, ia tak bosan-bosan mengimbau ke jamaah agar tak bosan minum. Karena cuaca yang panas akan otomatis kekurangan cairan sehingga tenggorokan dan pernafasan menjadi kering. 

"Sehingga imbauan kita tetap yang pertama itu cairan yang cukup dan ditambah dengan oralit. Kita terus mengedukasi penggunaan minum oralit minimal 2 kali dalam sehari. 

"Dan minum air putih itu kalau dalam botol di tiap hotel disediakan botol-botol kecil nah itu paling sedikit 8 botol dan 2 di antaranya diisi oralit."

photo
Infografis Haji Sehat - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement