Senin 12 May 2025 21:17 WIB

Cinta Tulus Endang, Mengitari Kabah Bersama Sang Ibu

Jamaah diharap mengingat nama syarikah, hotel, nomor bus serta terminal untuk pulang.

Endang Purnamasari menjadi pendamping ibunya Juwanah mat Suradi pergi berhaji. Keduanya sempat kesulitan mencari rombongan saat di Masjidil Haram, Ahad (11/5/2025).
Foto: Dok MCH 2025
Endang Purnamasari menjadi pendamping ibunya Juwanah mat Suradi pergi berhaji. Keduanya sempat kesulitan mencari rombongan saat di Masjidil Haram, Ahad (11/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

 
 
ENDANG menyandarkan tubuh di sandaran kursi bus. Nafasnya perlahan kembali teratur setelah berjalan di tengah terik matahari. Suhu udara di luar mencapai 42 derajat Celcus. 
 
Di sebelahnya ada sang ibu, Juwanah (78 tahun) yang tampak terlihat lelah tapi tetap tersenyum bersemangat.  Keduanya baru saja melakukan tawaf di sisi atas mataf Masjidil Haram. 
 
Dengan sekuat tenaga dan rasa cintanya, jamaah haji dari penerbangan BTH (Batam) 01, itu mendorong sendiri sang ibu mengitari kabah sebanyak tujuh kali putaran menggunakan kursi roda.  "Di atas lebih dingin dan adem, tapi jaraknya lebih jauh (dibanding bawah)," tuturnya, Ahad (11/5/2025). 
 
Endang sampai di Masjidil Haram sekitar pukul 10.00. Ia baru tiba di Makkah dari Madinah menjelang Subuh. Setelah beristirahat sejenak, rombongan dari sektor 105 bertolak ke Baitullah menggunakan bus.  
 
Di Haram, Endang yang  sengaja membawa khusus kursi roda dari tanah air berpisah dengan rekan-rekannya. Anggota rombongan lain melakukan tawaf di sisi bawah area mataf, sedangkan ia di atas. Mereka sempat bersepakat untuk berkumpul di satu titik. 
 
Namun entah mengapa ada penutupan lajur sehingga rute berangkat berbeda dengan saat mau pulang. Selepas sai, Endang kesulitan mencari teman-temannya 
Perasaan sempat gugup dan bercampur aduk. Ia lalu berkomunikasi dengan pimpinan rombongan, namun tetap kesulitan untuk bertemu.   
 
Bersyukur Endang berpapasan dengan mahasiswa asal Indonesia yang sedang umroh. Mahasiswa itu akhirnya membantu mempertemukan lagi dengan jamaah sektor 105 dan mengantarkan ke petugas haji Indonesia yang sudah siap di terminal Syib Amir.    
 
Meski sempat terpisah, Endang bersyukur bahwa ibadah umroh berjalan dengan lancar dari tawaf, sai, hingga tahalul.  Semua rasa lelah terbayar sudah ketika di hadapan Kabah. . Kini wanita yang sudah berusia 50 tahun itu  bisa beristirahat dengan tenang untuk mempersiapkan diri menuju puncak haji.  
 
Tak hanya Endang dan Juwanah, anggota rombongan lainnya yang kebanyakan lansia juga tampak terlihat lelah sesampai di bus. Ada yang coba memejamkan mata atau sekadar bersandar di bus sholawat. Sama dengan Endang, mereka bersukur bisa menyelesaikan umroh dengan baik.  Sekitar pukul 16.30 mereka sudah tiba di hotel. "InsyaAllah ibadahnya umrohnya lancar," ujar ketua rombongan.  
 
Cerita jamaah terpisah rombongan sudah menjadi pemandangan yang kerap terjadi selama di Tanah Suci. Untuk itu jamaah diimbau untuk selalu mengikuti imbauan dan arahan dari petugas.  Dari mulai penggunaan bus, mengingat nama hotel dan sektor hingga selalu membawa kartu nusuk.  
 
Kabid Perlindungan Jamah Harun al Rasyid mengimbau kepada jamaah agar selalu ingat berada di bawah naungan syarikat apa. Karena saat ini, pengelolaan jamaah haji Indonesia ada di naungan delapan syarikat.  "Oleh karena itu, setiap jamaah wajib tahu dia itu di bawah naungan syarikat apa di antara yang delapan itu," ujarnya. 
 
Kedua, jamaah jangan pernah lupa untuk membawa kartu nusuk. Jangan sekali-kali meninggalkan nusuk, apalagi kalau bergerak dari hotel menuju ke masjid atau juga ke tempat lain. "Mohon itu ingatkan selalu ditanggalkan, selalu dikenakan di badannya," ujarnya. 
 
Petugas, kata ia, juga jangan bosan-bosan untuk mengingatkan sektor maupun juga pada ketua kloter dan ketua rombongan agar mengingatkan jamaah soal nusuk ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement