Senin 28 Apr 2025 11:32 WIB

Perundingan Nuklir, Iran: Kami tak akan Hentikan Pengayaan Uranium dan Rudal Balistik

Iran akan terus terlibat pengayaan uranium.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, kiri, bertemu dengan rekannya dari Oman Sayyid Badr Albusaidi sebelum perundingan nuklir dengan Amerika.
Foto: Kementerian Luar Negeri Iran via AP
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, kiri, bertemu dengan rekannya dari Oman Sayyid Badr Albusaidi sebelum perundingan nuklir dengan Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan teknologi nuklir untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Pengayaan uranium akan terus dilanjutkan untuk keperluan produksi energi yang akan menopang pertumbuhan ekonomi.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Majid Takht-Ravanchi mengatakan kepada Komite Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Parlemen bahwa Iran "belum berunding dan tidak akan berunding mengenai garis merahnya." Termasuk menghentikan program pengayaan uranium atau rudal balistik.

Baca Juga

Juru bicara Komite Keamanan Nasional, MP Ebrahim Rezaei, mengatakan bahwa Takht-e Ravanchi memberi pengarahan kepada anggota komite mengenai putaran ketiga negosiasi, yang berlangsung kemarin (Sabtu) antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan Utusan Presiden AS Steve Witkoff, yang dimediasi oleh Oman, di Muscat.

Iran dan Amerika Serikat mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka sepakat untuk melanjutkan perundingan nuklir minggu depan, meskipun Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan "sangat berhati-hati" tentang keberhasilan negosiasi untuk menyelesaikan krisis yang telah berlangsung puluhan tahun.

Rezaei menjelaskan bahwa putaran ketiga "berkembang menjadi rincian negosiasi, setelah dua putaran pertama di Muscat dan Roma membahas diskusi umum."

Ia menambahkan, "Takht-e Ravanchi menjelaskan adanya posisi yang saling bertentangan di pihak Amerika, dan menekankan bahwa pengayaan berada dalam garis merah Iran dan tidak akan dibatalkan." Ia menunjukkan bahwa putaran ini difokuskan pada upaya mendefinisikan kerangka kerja untuk memasuki rincian negosiasi, dan berupaya bergerak ke pembahasan isu-isu substantif.

Takht-e Ravanchi menegaskan bahwa Oman akan tetap menjadi "mediator dan pusat negosiasi." Ini terjadi setelah beberapa sumber tidak resmi Iran melaporkan bahwa Teheran menolak proposal AS untuk memindahkan putaran pembicaraan keempat, yang dijadwalkan minggu depan, dari Muscat ke London.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement