REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (23/4/2025), membandingkan kelompok militan Palestina Hamas dengan Nazi. Dia bersumpah untuk melanjutkan operasi militer di Gaza dan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Pada upacara resmi Hari Peringatan Holocaust, Netanyahu menunjuk pada kampanye militer musim semi lalu di Rafah, Gaza sebagai unjuk tekad nasional, dengan mengatakan Israel telah menentang tekanan internasional untuk menghentikan operasi tersebut. Mengacu pada serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan dan perang yang terjadi setelahnya, Netanyahu menegaskan,
“Kami telah mengubah wajah Timur Tengah. Kami akan menghancurkan semua kemampuan [Hamas]. Kami akan memulangkan semua sandera kami. Kami akan mengalahkan Hamas.”
PM Israel juga mengidentifikasi Iran sebagai ancaman eksistensial bagi Israel dan dunia yang lebih lhas.
"Jika Israel gagal dalam kampanye ini, negara-negara Barat akan menjadi yang berikutnya," tegasnya.
Netanyahu telah berulang kali menolak kesepakatan apa pun yang gagal sepenuhnya membongkar kemampuan nuklir Iran dan telah memperingatkan bahwa Israel siap bertindak sendiri, jika perlu, untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Sementara pembicaraan antara AS dan Iran terus berlanjut, Israel tetap skeptis terhadap hasilnya dan tidak mengesampingkan tindakan militer terbatas yang menargetkan fasilitas nuklir Iran