Kamis 17 Apr 2025 08:01 WIB

Wamenag Ajak Generasi Muda Waspadai Doktrin Kolonialis

Wamenag imbau generasi muda terus kawal pembangunan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo H R Muhammad Syafii, Senin (30/12/2024).
Foto: Republika/Muhyiddin
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo H R Muhammad Syafii, Senin (30/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafii mengajak generasi muda untuk mewaspadai doktrin kolonialis seperti "The strong do what they can, and the weak suffer what they must", serta devide et impera dengan memperkuat solidaritas lintas identitas dan generasi.

Hal ini disampaikan Romo Syafii saat memberikan kuliah umum dalam kegiatan studium generale bertajuk "Mewujudkan Ketahanan Nasional: Sinergi Generasi Muda dalam Mendukung Visi Indonesia Emas 2045" di Kampus ITB, Bandung, Rabu (16/4/2025).

Baca Juga

Dalam paparannya, Romo Syafii menekankan pentingnya memperkuat ketahanan nasional melalui pemahaman sejarah, konstitusi, serta penguatan nilai-nilai Pancasila.

"Generasi muda harus menjadi kekuatan pemersatu yang menjaga arah perjuangan bangsa demi keadilan, kemanusiaan, dan kemerdekaan sejati," ujar Romo Syafii dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (16/5/2025).

Salah satu yang juga menjadi poin penting dalam paparannya adalah urgensi penerapan Ekonomi Pancasila sebagai dasar pelaksanaan Pasal 33 UUD 1945. Menurut dia, ekonomi nasional tidak boleh hanya berpihak pada inovasi pasar, tetapi harus menjamin keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.

"Ekonomi Pancasila mendorong inovasi dan kebebasan pasar, namun tetap menempatkan negara sebagai pelindung kelompok masyarakat paling rentan," ucap dia.

Dalam pendekatan ini, kata dia, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk aktif perlindungan sosial bagi kelompok lemah, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 34 UUD 1945. Menurut dia, negara wajib memelihara fakir miskin dan anak terlantar, serta mengembangkan sistem jaminan sosial yang inklusif.

Romo Syafii menilai, program prioritas pemerintah seperti makan bergizi gratis dan sekolah rakyat yang diusung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merupakan contoh konkret implementasi prinsip tersebut.

“Konstitusi kita menegaskan bahwa negara bukan hanya pelindung, tapi juga menjadi 'orang tua' bagi mereka yang tidak memiliki daya. Artinya, negara tidak boleh netral terhadap ketimpangan. Negara harus hadir, memberi makan, pendidikan, dan perlindungan bagi mereka yang paling rentan,” kata Romo Syafii.

Dia menambahkan, Visi Indonesia Emas 2045 hanya bisa terwujud jika pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat bersinergi membangun fondasi perubahan sejak dini, mulai dari periode Asta Cita 2025–2029.

"Ketahanan nasional tidak hanya soal militer atau keamanan, tapi juga soal ketahanan ekonomi, sosial, dan moral. Di sinilah generasi muda memegang peran strategis sebagai agent of change," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement