REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Warga Palestina terpaksa membakar buku untuk menghangatkan badan dan memasak karena kekurangan bahan bakar dan bantuan di tengah-tengah kehancuran yang disebabkan oleh rezim Israel.
Dikutip dari Mehrnews, Sabtu (12/4/2025), ketika krisis kemanusiaan semakin dalam di Gaza menyusul runtuhnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan blokade Israel berikutnya, warga Palestina membakar buku-buku untuk bahan bakar.
Blokade tersebut telah sangat membatasi makanan, bahan bakar, dan bantuan untuk dua juta penduduk Gaza, membuat keluarga-keluarga putus asa untuk memasak dan tetap hangat.
Dengan persediaan bahan bakar yang menipis, warga terpaksa membakar bahan-bahan yang tersedia, termasuk buku-buku dari perpustakaan dan sekolah, yang menyoroti kondisi ekstrem tersebut.
Penduduk menggambarkan situasi yang tak tertahankan di mana kelangsungan hidup lebih penting daripada pelestarian budaya.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia telah mengutuk blokade tersebut dan menyerukan intervensi internasional yang mendesak.
Krisis ini menggarisbawahi kerugian yang ditimbulkan oleh konflik dan perlunya tindakan segera untuk meringankan penderitaan dan memulihkan martabat warga Gaza.
Asap dari buku-buku yang terbakar kini berbaur dengan debu dan aroma bahan peledak yang selalu ada, aroma pahit yang menggantung pekat di Gaza.
