REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Presiden Iran Masoud Pezeshkian, saat berbicara pada upacara pencapaian nuklir pada Senin (7/4/2025), mengungkapkan, negosiasi terkait nuklir tidak bisa dilakukan langsung.
Pezeshkian menegaskan, hal tersebut merujuk pada arahan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khemenei mengenai hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
Ia mengatakan, Ayatollah Khamenei telah menekankan bahwa negosiasi dengan Washington harus dilakukan secara tidak langsung, dengan bermartabat dan bangga secara nasional.
"Tidak dapat diterima bahwa mereka (Amerika) menjatuhkan sanksi pada semua sumber daya dan komunikasi kami, dan kemudian meminta kami untuk terlibat dalam pembicaraan di mana kami harus menerima persyaratan mereka. Kami bersedia untuk bernegosiasi — seperti yang dikatakan Pemimpin — secara tidak langsung, dengan bermartabat dan bangga secara nasional," tegas Presiden.
"Kami siap memberikan jaminan yang diperlukan bahwa kami tidak mengejar senjata nuklir. Ini telah ditinjau ribuan kali,"tambah Pezeshkian.
Mengacu pada pertemuan rutinnya dengan Pemimpin Besar, Presiden mencatat, Ayatollah Khamanei tidak pernah menentang investasi Amerika di Iran.

"Yang beliau lawan adalah kebijakan mereka yang salah. Iran bukanlah negara yang bisa dijadikan sasaran konspirasi. Mereka mencari informasi intelijen tentang rakyat kita, hanya untuk kemudian menjadikan mereka target pembunuhan,"kata dia.
Presiden mengumumkan bahwa Menteri Luar Negeri Araghchi akan terlibat dalam negosiasi tidak langsung dengan perwakilan AS pada Ahad lalu, berdasarkan arahan Pemimpin Besar.
"Posisi kami pada isu-isu tertentu — yang berulang kali ditekankan oleh Pemimpin Besar — jelas dan tegas. Negosiasi akan berlangsung, dan dengan rahmat Tuhan, martabat dan kehormatan Iran akan tumbuh dari hari ke hari melalui persatuan dan solidaritas."