REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Syekh Osama al-Rifai secara resmi telah ditunjuk kembali sebagai Mufti Agung Suriah, otoritas keagamaan tertinggi di negara tersebut, setelah dipulihkannya jabatan tersebut oleh Presiden sementara Ahmad al-Sharaa.
Langkah ini dilakukan setelah jatuhnya rezim Assad pada Desember 2024, yang sebelumnya telah menghapuskan posisi tersebut.
Dikutip dari The New Arab, Selasa (1/4/2025), Al-Rifai, seorang cendekiawan Islam terkemuka dan pendukung vokal revolusi Suriah, pertama kali ditunjuk sebagai mufti oleh oposisi pada 2021 setelah mantan presiden Bashar al-Assad menghapus jabatan tersebut dan memecat mantan Mufti Agung Ahmad Badr al-Din Hassoun.
Pada hari Jumat, pengangkatannya ditegaskan kembali oleh kepemimpinan baru Suriah sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun kembali lembaga-lembaga nasional.
Lahir di Damaskus pada 1944, al-Rifai adalah putra dari ulama terkenal Syekh Abdul Karim al-Rifai.
Syekh Osama belajar bahasa Arab dan ilmu-ilmu di Universitas Damaskus, lulus pada 1971. Dia kemudian menjadi imam masjid yang dinamai sesuai dengan nama ayahnya di pinggiran kota Kafr Sousa, Damaskus.
Masjidnya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan politik anti-rezim pada 2011, dan dia dipukuli habis-habisan oleh pasukan keamanan Assad saat shalat Lailatul Qadar pada tahun itu.
Setelah melarikan diri dari Suriah pada 2012, al-Rifai menetap di Turki, di mana dia menjadi kepala Dewan Islam Suriah di Istanbul, sebuah jabatan yang didukung oleh pemerintah Turki dan beberapa kelompok oposisi Suriah.
Aktivisme dan kepemimpinannya yang sudah berlangsung lama menjadikannya tokoh sentral di antara para cendekiawan Sunni yang bersekutu dengan oposisi.