REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Penjajah Israel kembali melakukan serangan udara dalam skala besar ke Gaza, pada Senin (17/3/2025) waktu setempat yang sempat terhenti sejak perjanjian gencatan senjata pada 19 Januari 2025.
Sumber-sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sedikitnya 131 orang syahid dalam serangan Israel tersebut. Korban termasuk 77 orang di Khan Younis dan sebanyak 20 orang di Gaza City yang berada di utara.
Militer Israel mengatakan, atas arahan pemimpin politik, yaitu perdana menteri dan menteri pertahanan, mereka diperintahkan untuk menyerang berbagai wilayah di Gaza. Mereka mengeklaim Hamas menolak banyak hal yang ditawarkan oleh negosiator dan Israel terkait negosiasi gencatan senjata ini.
Media Israel Ynet News, melaporkan, gencatan senjata di Gaza berakhir pada Senin malam saat Angkatan Udara melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan ia menginstruksikan militer untuk mengambil tindakan keras terhadap Hamas di Gaza sebagai tanggapan atas penolakan kelompok itu untuk membebaskan sandera dan penolakan terhadap semua usulan gencatan senjata.
"Israel akan, mulai sekarang, bertindak terhadap Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat," kata kantor perdana menteri yang berstatus sebagai penjahat perang tersebut dalam sebuah pernyataan.
BREAKING:
Israel has ended the ceasefire in Gaza and is bombing across the Strip, targeting tents, schools, and displacement shelters.
Civil Defense in the Gaza Strip: More than 15 martyrs and a number of wounded as a result of more than 35 Israeli raids.
8 Palestinians,… pic.twitter.com/zwzywjHH5Q
— Suppressed News. (@SuppressedNws) March 18, 2025