Kamis 13 Mar 2025 13:33 WIB

Jambore Pramuka Muslim Sedunia Hadirkan 15.000 Peserta dari 57 Negara 

Sejumlah kepala negara diundang untuk hadiri Jambore Pramuka Muslim sedunia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, Prof KH Husnan Bey Fananie (batik coklat) saat berdiskusi di Kantor Republika.co.id, Rabu (12/3/2025).
Foto: Dok Republika
Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, Prof KH Husnan Bey Fananie (batik coklat) saat berdiskusi di Kantor Republika.co.id, Rabu (12/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam rangkaian acara Peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor menggelar Jambore Pramuka Muslim Sedunia atau World Muslim Scouts Jamboree (WMSJ) 2025 di Buperta Cibubur, Jakarta pada 9-14 September 2025. WMSJ diikuti 15.000 peserta dari 57 negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, Prof KH Husnan Bey Fananie mengatakan, pada tahun 2026, Gontor genap berusia 100 tahun. Keberadaan Gontor lebih tua dari Indonesia yang baru menginjak 80 tahun pada Agustus 2025 nanti.

Baca Juga

"Nah, Gontor sudah 100 tahun maka kita ingin memberikan legacy kepada bangsa ini," kata Prof Husnan kepada Republika, Rabu (12/3/2025) malam

Ia mengatakan bahwa Gontor adalah salah satu mesin atau pabrik pembentuk manusia Indonesia yang berkarakter. Oleh sebab itu, Gontor mengadakan acara memperingati 100 tahun Gontor di antaranya dengan menggelar Jambore Pramuka Muslim Sedunia.  

Jambore Pramuka Muslim Sedunia atau WMSJ 2025 diikuti para santri dari seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia. Juga dihadiri santri atau pelajar Islam usia 13 tahun sampai 18 tahun dari 56 negara yang tergabung dalam OKI.

Kita persembahkan Jambore Pramuka Muslim Sedunia yang diikuti 57 negara untuk bangsa ini, untuk negara ini, untuk Indonesia, untuk pondok Gontor yang sudah 100 tahun tentunya, dan ini menjadi sebuah acara dunia dan pendidikan yang amat penting," ujar Prof Husnan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement