REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rita Wadu menyatakan bahwa pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang tetap berjalan seperti biasa selama puasa Ramadhan.
“Pelaksanaan MBG di Kota Kupang tetap dilaksanakan seperti biasa,” kata Rita Wadu saat dihubungi dari Kupang, Kamis, terkait pelaksanaan MBG di sekolah yang dimulai pada hari ini usai liburan sekolah.
Dia menjelaskannya alaupun tetap dilaksanakan, namun jenis makanan sehat yang disiapkan berbeda dengan hari -hari biasa.
Pada bulan puasa, kata dia, jenis makanan yang disajikan oleh pihak SPPG berupa makanan kering yang tidak mudah tumpah dan tidak basi.
“Tetapi kami tetap perhatikan nilai gizinya, karena kami diminta untuk perhatikan makanan yang disajikan seperti kebutuhan akan proteinnya, lalu karbohidratnya, serta buah-buahan,” ujar dia.
Sementara untuk teknis apakah makanan itu langsung dimakan di kelas atau dibawa pulang ke rumah, menurut dia, tergantung kebijakan dari pihak sekolah.
Pewarta ANTARA yang menyaksikan langsung proses distribusi MBG ke Sekolah Dasar (SD) Inpres Osmok di Kecamatan Alak, Kota Kupang, melaporkan makanan yang dibawa tidak dalam bentuk omprengan seperti biasanya, namun makanan kering yang dimasukkan ke dalam totebag berisi telur rebus, roti, pisang, serta satu saset Energen.
Koordinator MBG di SDI Osmok Eka Noviyanti Susanto ditemui disela-sela proses penyaluran MBG tersebut mengatakan mengingat makanannya kering, anak-anak langsung diminta berbaris di depan ruangan, guru lalu membagikan.
“Jadi dibagikan setelah proses belajar mengajar selesai, sehingga usai pembelajaran anak-anak langsung menerima MBG tersebut, yang Muslim bisa langsung membawa pulang, yang non-Muslim bisa bawa pulang atau bisa makan di sini,” ujar dia.
Pihak sekolah, kata dia, tidak menyiapkan ruangan khusus bagi anak-anak non Muslim untuk menyantap MBG yang disajikan.
Berbeda dengan sekolah MIS Fathul Mudin yang mayoritas anak-anak Muslim, pihak sekolah menyatakan tetap menerima MBG, tersebut, namun usai dibagikan anak-anak memasukkan ke dalam tempat makanan sendiri lalu disimpan.
“Jadi nanti saat berbuka puasa di rumah baru akan dimakan oleh anak-anak,” kata Kepala Sekolah MIS Fathul Mudin Imam Nawawi saat ditemui di sekolah tersebut.