REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan dari puasanya itu kecuali rasa lapar dan dahaga. Nasihat Rasulullah SAW itu sesungguhnya juga merupakan peringatan kepada kaum Muslimin. Ramadhan yang sia-sia ternyata dirasakan banyak manusia sekalipun mereka mungkin tidak menyadarinya.
Padahal, momen bulan suci semestinya menjadi kesempatan yang baik sekali untuk meningkatkan kualitas diri. Ibaratnya, Ramadhan adalah ladang-amal yang spesial. Sebab, di dalamnya ibadah sunah maupun wajib akan diganjar oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda. Berikut ini beberapa sifat yang seyogianya semakin tumbuh dan kokoh saat Ramadhan.
Jujur
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Nabi SAW, "Mungkinkah seorang Mukmin itu pembohong?" Beliau menjawab, "Tidak!"
Hadis itu menegaskan, dusta merupakan perbuatan yang bertolak belakang dengan semangat keimanan. Selama Ramadhan, kejujuran haruslah tumbuh kuat dalam diri tiap Muslim. Ibadah puasa, misalnya, hanya dilakukan orang-orang yang jujur. Seorang pembohong bisa saja seolah-olah shaum di tengah orang banyak, tetapi saat sendirian ia dengan entengnya makan dan minum.
Takut kepada Allah
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS al-Baqarah: 183). Ayat itu dengan jelas menunjukkan tujuan berpuasa Ramadhan. Inti ketakwaan ialah rasa takut hanya kepada Allah. Perasaan itu dapat tumbuh dan menguat selama orang menjalani ibadah kala Ramadhan.
Salah satu bentuk ketakutan tersebut adalah menjauhi segala larangan-Nya. Ketika melakukan shaum, beberapa hal yang semula mubah menjadi terlarang dilakukan. Maka, apatah lagi yang haram? Karena itu, diri menjadi kian terlatih untuk lebih berhati-hati.
View this post on Instagram