Rabu 05 Mar 2025 21:10 WIB

Seputar Pengertian, Syarat Wajib, dan Sah Puasa Ramadhan

Ramadhan adalah bulan yang istimewa dan selalu dirindukan kaum Muslimin.

ILUSTRASI Ramadhan.
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
ILUSTRASI Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum Muslimin umumnya menyambut suka cita kedatangan Ramadhan. Dalam bulan suci ini, mereka seyogianya tak menyia-nyiakan waktu agar senantiasa beribadah, baik wajib maupun sunah.

Agar tak sekadar melakukan ibadah, baiknya kita memahami esensi puasa, sebagai sebuah amal yang wajib dikerjakan selama Ramadhan. Dalam bahasa Arab, istilah untuk puasa adalah shaum.

Baca Juga

Secara kebahasaan, kata itu bermakna al-imsak atau menahan diri dari sesuatu. Misalnya, menahan diri dari berbicara. Makna shaum seperti itu dipakai dalam ayat ke-26 dari surah Maryam. Ayat itu sendiri menuturkan kisah tentang Maryam, ibunda Nabi Isa AS.

Artinya, "Maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini."

Adapun puasa Ramadhan berarti menahan dua jalan syahwat, yakni mulut dan kemaluan. Puasa Ramadhan juga bermakna menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Puasa Ramadhan wajib bagi kaum Muslimin. Dalilnya, lihat surah al-Baqarah ayat ke-183. Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang–orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Selain itu, sabda Rasulullah SAW. Beliau menyebutkan, puasa Ramadhan termasuk lima perkara rukun Islam. "Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah Rasul Allah SWT, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi ke Baitul Haram."

Menurut syariat Islam, puasa adalah menahan diri untuk tidak makan, minum, berhubungan seks, serta segala hal yang membatalkan puasa sedari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Pada praktiknya, ada waktu imsak yang berlangsung sebelum azan subuh. Waktu yang terjadi sekira 10 menit sebelum subuh berkumandang itu bertujuan supaya orang-orang lebih berhati-hati, yakni hendaknya mulai "berhenti" bila sedang makan, minum, berhubungan seksual, atau hal-hal lain yang dilarang kala berpuasa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Syarat wajib

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement