Sabtu 25 Jan 2025 21:18 WIB

Serangan Israel Hancurkan Kendaraan di Qabatiya, Dua Orang Palestina Syahid

Serangan udara ini terjadi pada hari keempat operasi militer Israel di kamp pengungsi

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Tentara Israel mengevakuasi prajurit yang terluka di Jalur Gaza.
Foto: IDF
Tentara Israel mengevakuasi prajurit yang terluka di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Dua warga Palestina wafat dan syahid pada Jumat (24/1/2025) malam oleh serangan udara Israel yang menargetkan kendaraan mereka di Qabatiya, yang terletak di selatan Jenin, Tepi Barat utara yang dijajah Israel. Hal ini dilaporkan pejabat setempat.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pasukan Israel. 

Baca Juga

Para saksi mata melaporkan kepada kantor berita Anadolu bahwa pasukan Israel memasuki Qabatiya setelah serangan tersebut, menyebar ke seluruh kota dan meningkatkan kecemasan di antara penduduk.

Serangan udara ini terjadi pada hari keempat operasi militer Israel di kamp pengungsi Jenin, yang mengakibatkan 14 warga Palestina wafat dan syahid dan sekitar 50 orang lainnya terluka, dikutip Palestine Chronicle, Sabtu (25/1/2025).

Tentara Israel mengkonfirmasi serangan tersebut, dengan menyatakan bahwa sebuah pesawat angkatan udara menargetkan kendaraan tersebut. Israel menuduh bahwa para penumpang kendaraan itu adalah para pejuang bersenjata.

Pada Kamis, Wakil Gubernur Jenin, Mansour Al-Saadi, memperingatkan kemungkinan invasi Israel berskala besar ke pusat kamp. 

Berbicara kepada Anadolu, Al-Saadi membandingkan operasi yang diantisipasi tersebut dengan tindakan Israel yang menghancurkan di Gaza utara.

Ia juga menyoroti kondisi yang memburuk di Rumah Sakit Pemerintah Jenin, di mana staf medis dan pasien menghadapi kesulitan karena pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar di tengah serangan militer yang sedang berlangsung.

Operasi yang melibatkan serangan udara dan serangan darat oleh pasukan khusus Israel ini telah memaksa ratusan warga Palestina meninggalkan rumah mereka di kamp tersebut.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa sekitar 2.000 keluarga telah mengungsi dari kamp tersebut sejak pertengahan Desember.

Ketegangan tetap tinggi di Tepi Barat yang dijajah, yang telah berada di bawah tekanan yang semakin meningkat sejak perang Israel di Gaza, di mana lebih dari 47.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh dalam 15 bulan terakhir.

Gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari 2025, menghentikan serangan Israel di daerah Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement