Kamis 09 Jan 2025 05:28 WIB

Minum Kopi: Dari Sufi untuk Qiyamul Lail Hingga Riset Jelaskan untuk Kesehatan Jantung

Minum kopi sehari sekali ternyata menyehatkan badan.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Erdy Nasrul
Secangkir kopi.
Foto: Pxhere
Secangkir kopi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum kopi merupakan kebiasaan sederhana. Serbuk kopi disendokkan ke dalam cangkir. Kemudian diseduh dengan air panas. Seketika itu aroma penenang pikiran terbang bersama asap tipis air panas yang terbang.

Pada abad ke-15, minum kopi menjadi kebiasaan kaum sufi yang memperbanyak dzikrullah dalam keseharian. Untuk membuat badan selalu segar, mereka menyeruput kopi, kemudian lanjut mendirikan qiyamul lail: sholat tahajud, dan mendirikan sholat sunnah lainnya, berdzikir, hingga Shubuh. Kemudian lanjut sholat shubuh dan dzikrullah.

Baca Juga

Mereka, lanjut Laudan, gemar mengadakan majelis-majelis, baik di rumah-rumah permanen maupun tempat umum. Di sanalah mereka berkumpul, menebar ilmu dan hikmah, kemudian menikmati kopi.

Tanaman kopi mulai dipelihara orang-orang Arab di Yaman kira-kira pada permulaan abad keenam. Tepatnya setelah Kerajaan Abbesinea mencaplok wilayah itu ke dalam kekuasaannya. Setelah mulai di kenal khasiatnya, masyarakat Arab memakai cara yang berbeda untuk mengon sumsinya, yakni biji kopi ditumbuk terlebih dahulu, lalu digiling, akhirnya diseduh dengan air panas sehingga siap untuk disajikan.

Seiring dengan semakin gemilangnya peradaban Islam pada masa antara abad ke-13 dan 15, konsumsi kopi pun kian dikenal luas. Pada abad ke-16, mulai marak bermunculan kedai-kedai kopi. Kini tradisi kedai kopi menjamur di berbagai wilayah. Tak hanya menyeruput aneka minuman berkopi, konsumen juga dapat memilih aneka kue, bahkan menu makan yang mengenyangkan perut.

photo
Ilustrasi membuat kopi. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement