Rabu 08 Jan 2025 17:57 WIB

Kala Bani Israel 'Memaksa' Harut Marut Ajarkan Sihir

Harut dan Marut sudah melarang Bani Israel mempelajari sihir.

Bani Israel (Ilustrasi).
Foto: AP
Bani Israel (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Di dalam Alquran, Harut dan Marut diabadikan dalam salah satu ayat surah Al Baqarah [2] tepatnya ayat 102.

"Tetapi, setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, ‘Sesungguhnya, kami hanya cobaan (bagimu). Sebab itu, janganlah kamu kafir.’ Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dan istrinya."

Baca Juga

Siapakah Harut dan Marut? Benarkah keduanya malaikat yang diutus Allah? Para mufasir berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan dua orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti malaikat, serta ada pula yang menyatakan mereka adalah dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

Kaum Yahudi berpendapat, dua malaikat yang disebut dalam ayat di atas, yakni Harut dan Marut, adalah istilah dari Jibril dan Mikail. Dalam pandangan mereka, keduanyalah yang mengajarkan sihir kepada Sulaiman.

Namun, Allah mendustakan tuduhan Yahudi tersebut dan memberi tahu Nabi Muhamad SAW bahwa Jibril dan Mikail tidaklah menurunkan sihir. Allah juga menyucikan Nabi Sulaiman AS dari tuduhan palsu menyebarkan sihir kepada manusia. Allah memberi tahu Bani Israel bahwa sihir merupakan perbuatan setan yang diajarkan kepada manusia di Babel dan yang mengajarkannya adalah dua laki-laki yang bernama Harut dan Marut.

Imam Qurthubi berpendapat, kata ‘Harut’ dan ‘Marut’ dalam ayat di atas adalah pengganti dari kata ‘setan’. Kata ‘Maa’ dalam kalimat wamaa unzila ‘alal malakaini merupakan maa nafyi (ditiadakan), bukan sebagai isim maushul yang bermakna ‘yang’. Jadi, kata ‘Maa’ merupakan negasi dan di-‘athaf-kan (diikutkan) kepada wamaa kadara sulaimaanu.  Karena itu, kata haaruuta wamaarut merupakan badal (pengganti) dari setan.

 

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement