REPUBLIKA.CO.ID,Hajar Aswad merupakan batu yang diyakini umat Islam sebagai batu termulia di atas permukaan bumi ini. Batu tersebut memiliki aroma wangi yang unik. Keharumannya merupakan aroma alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Saat ini, batu tersebut ditaruh di sisi luar Ka'bah.
Ada riwayat menyatakan bahwa dahulu batu Hajar Aswad itu berwarna putih bersih serta memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka'bah, semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya menjadi hitam seperti sekarang ini. Perubahan warna ini konon karena dosa-dosa manusia yang begitu banyak menyentuhnya.
Batu berwarna hitam ini dipercaya berasal dari surga, yang dibawa Nabi Adam AS sewaktu turun ke bumi. Demikian diungkapkan Ibnu Katsir dalam bukunya Qishash al-Anbiyaa'.
Dalam tulisannya yang bertajuk Keutamaan Kota Makkah, 'Atiq bin Ghaits Al-Biladi memaparkan, ketika Ja'far bin Muhammad sedang bersama ayahnya, Muhammad bin Ali di Makkah, ada seorang bertanya kepadanya, '' Hai Abu Ja'far, bagaimanakah awal mula kejadian Hajar Aswad ini?''
Abu Ja'far menjawab, ''Sesungguhnya ketika Allah SWT menciptakan surga, Dia berfirman kepada anak-anak Adam, 'Bukankah Aku Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami)' (QS Al-A'raf: 172). Kemudian dia mengalirkan sebuah sungai yang lebih manis daripada madu dan lebih lembut daripada zubd (buih susu). Dia juga mengambil sebuah pena dan mengisi tintanya dari sungai itu. Lalu Dia mencatat pengakuan (ikrar) mereka, sehingga akan tetap ada sampai hari kiamat kelak. Selanjutnya, Dia mencurahkan catatan ini kepada batu itu. Jadi, dengan menyentuhnya, dia akan menjadi saksi atas pengakuan (ikrar) mereka.''
Ja'far melanjutkan, ketika ayahnya menyentuh Hajar Aswad, dia mengucapkan, ''Ya Allah, amanatku aku sampaikan, dan perjanjianku aku penuhi, agar dia menjadi saksi bagiku di sisi-Mu atas pemenuhan janjiku.''