Sabtu 28 Dec 2024 07:57 WIB

Delapan Hikmah Dalam Kehidupan

Murid sufi ini menuturkan delapan perkara yang dipetiknya usai belajar puluhan tahun.

ILUSTRASI Murid mengaji.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
ILUSTRASI Murid mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Syaqiq al-Balkhi adalah seorang sufi yang hidup pada abad kesembilan. Alim dari Khurasan itu merupakan anak seorang hartawan. Alih-alih menyibukkan diri dalam perdagangan atau hal-hal materiel, ia memilih jalan tasawuf yang jauh dari hingar-bingar duniawi.

Sebagai seorang mursyid, Imam Syaqiq al-Balkhi memiliki banyak murid. Mereka berasal dari pelbagai negeri. Di antara para santrinya itu ialah seorang yang cerdas bernama Hatim al-Ashom.

Baca Juga

Suatu hari, Syaqiq bertanya kepada muridnya itu, "Sudah berapa lama engkau menuntut ilmu dariku?"

"Sudah 33 tahun, ya Syekh," jawab sang murid.

"Apa saja yang sudah engkau pelajari selama 33 tahun itu?"

"Hanya delapan hal," jelas Hatim, singkat.

Syaqiq terpana, "Innalillahi! Dalam waktu sepanjang itu, hanya delapan hal yang kau pelajari? Apa saja itu?"

Hatim al-Ashom pun menjelaskan sebagai berikut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Pertama, setiap manusia memiliki kekasih, tetapi kekasihnya itu pasti akan meninggalkannya sendirian begitu ia mati dan jasad terbujur di liang lahat. "Maka, kupilih amal kebaikan sebagai kekasihku."

Kedua, tiap orang mesti berjuang melawan hawa nafsunya agar tunduk kepada Allah SWT. "Sebab, kuyakin janji Allah dalam Alquran."

Ketiga, banyak manusia gemar menumpuk-numpuk harta, padahal 'apa yang di sisi Allah akan kekal' (QS an-Nahl: 96).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement