Selasa 24 Dec 2024 10:39 WIB

Pemimpin Muslim Ini Namanya Diabadikan di Kawah Bulan

Ulugh Beg membawa kemajuan peradaban Islam di Samarkand, Asia tengah.

Kawah di Bulan diberi nama Ulugh Beg, seorang pemimpin Muslim dari Samarkand, Asia tengah
Foto: dok wiki
Kawah di Bulan diberi nama Ulugh Beg, seorang pemimpin Muslim dari Samarkand, Asia tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama lengkapnya adalah Muhammad Taragai Ulugh Beg. Dialah penguasa Dinasti Timuriyah dalam periode antara tahun 1447 dan 1449.

Namanya dikenang luas tidak hanya sebagai raja, tetapi juga ilmuwan. Cucu Timur Lenk itu berhasil menjadikan ibu kota negerinya, Samarkand, sebagai pusat peradaban Islam yang maju pada masanya.

Baca Juga

Perhatiannya tercurah besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan sains. Bukan hanya memfasilitasi para cerdik cendekia, peneliti, dan sarjana yang berkiprah di Timuriyah. Dirinya juga terlibat langsung dalam beberapa riset, khususnya dalam bidang astronomi dan matematika.

Sosok yang namanya diabadikan menjadi salah satu kawah di bulan itu memang menampilkan diri sebagai umara yang ulama. Dia mendirikan banyak madrasah, perpustakaan, rumah sakit, dan laboratorium di wilayah kerajaannya, khususnya Samarkand.

Salah satu legasinya yang paling berkesan adalah observatorium. Di sanalah tempat para saintis mengamati benda-benda langit dengan bantuan alat-alat, semisal teleskop atau teropong besar.

Observatorium Ulugh Beg berdiri di Samarkand pada 1420. Pembangunannya bermula dari sebuah kunjungan yang dilakukan sang raja Timuriyah ke Observatorium Maragha.

Bangunan yang berlokasi di Maraghasekitar Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, kala itu dipimpin seorang ilmuwan Persia, Nashiruddin Tusi. Pada waktu itu, observatorium tersebut merupakan yang paling lengkap dan terkenal di seluruh Eurasia.

Konon, sang gubernur Transoxiana mendirikan pusat penelitian astronomi itu karena terkesan akan Observatorium Maragha yang disambanginya kala masih belia. Karena itu, dalam membangun infrastruktur ini ia meminta bantuan sainstis utama Maragha, yakni Nashiruddin Tusi.

photo
Bulan memiliki air lebih banyak dari yang diperkirakan ilmuwan. - (republika)

Pada masanya, itulah observatorium terbesar di seluruh dunia. Di sanalah para pengamat langit, termasuk Ulugh Beg sendirime lakukan ragam penelitian. Mereka menyiapkan tabel-tabel astronomi matahari, bulan, dan planet-planet lain yang telah diamati dengan tingkat kecermatan tinggi.

Level akurasinya tidak berbeda jauh dengan hasil pengamatan astronom modern yang memakai berbagai teleskop canggih masa kini. Sampai abad ke-18, Observatorium Ulugh Beg masih merupakan sebuah institusi yang dihormati oleh kalangan pakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement