REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Ensiklopedia Islam, peletakan batu pertama Masjid Raya al-Azhar, cikal bakal Universitas al-Azhar, terjadi atas perintah Khalifah al-Mu'izz Lidinillah (953-975). Pembangunan masjid yang berlokasi di Kairo, Mesir, ini tuntas pada 971.
Awalnya, nama masjid tersebut bukanlah al-Azhar, melainkan Jami' al-Kahhirah. Adapun nama al-Azhar dinisbahkan kepada gelar putri Rasulullah, Fatimah az-Zahra.
Pada mulanya, kegiatan belajar-mengajar di lingkungan al-Azhar dilatari kepentingan mazhab yang dianut penguasa setempat. Namun, dalam perkembangan berikutnya institusi tersebut menjadi lembaga pendidikan tinggi. Kegiatan akademis untuk pertama kalinya berlangsung pada 975 di al-Azhar.
Pemberi kuliahnya adalah Abu hasan Ali bin Muhammad bin an-Nu'man selaku qadi tertinggi Dinasti Fatimiyah kala itu. Jadwal yang lebih teratur berkat dorongan Wazir Ya'kub bin Killis atas izin Khalifah al-Aziz Billah Abu Mansur Nazzar (wafat 996 Masehi).
Saat kekuasaan beralih ke Dinasti Ayyubiyah, Universitas al-Azhar tak terlalu berkembang pesat. Ini lantaran kampus tersebut masih kuat menganut paham sebagaimana dinasti sebelumnya, Fatimiyah.
Perlahan, tapi pasti, para penguasa dan kalangan elite Dinasti Ayyubiyah berupaya menghidupkan lagi aktivitas intelektual di al-Azhar. Mereka mengundang para sarjana dari pelbagai penjuru Dunia Islam untuk datang dan mengajar di sana.