Kamis 19 Dec 2024 23:20 WIB

Kunjungi NU dan Muhammadiyah, Dubes AS Ingin Perkuat Kemitraan dengan Indonesia

Sebelumnya, Kamala bertemu dengan ketum Muhammadiyah dan Ketum NU.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (kanan) menerima Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Kamala Shirin Lakhdir (kiri) di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Foto: dok muhammadiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (kanan) menerima Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Kamala Shirin Lakhdir (kiri) di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir mengatakan negaranya memperkuat kemitraan dengan Indonesia melalui peran organisasi-organisasi Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Amerika Serikat dan Indonesia adalah masyarakat yang beragam, multi-etnis dan multi-agama," kata Kamala dalam siaran pers Kedutaan Besar AS di Jakarta pada Kamis (19/12/2024).

Baca Juga

Sebelumnya, Kamala bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf pada Senin dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pada Selasa.

Menurut Kamala, kedua pertemuan itu mempromosikan pesan perdamaian, demokrasi, dan rasa saling menghormati di antara kedua negara. Dia memuji peran penting kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu dalam mempromosikan toleransi beragama dan pluralisme.

Kedua, pertemuan itu juga mendiskusikan nilai-nilai bersama, termasuk kebebasan beragama dan hak asasi manusia (HAM), yang menjadi landasan kebijakan luar negeri AS dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia.

"Kami berdiskusi tentang tantangan bersama dan kolaborasi yang berkelanjutan melalui dialog antar-agama, program pendidikan, dan inisiatif lain, di mana kita dapat melibatkan kaum muda dalam diskusi yang membantu menciptakan masyarakat yang damai," ucapnya.

Kamala juga menekankan pentingnya meningkatkan saling pengertian lewat program pertukaran pelajar, beasiswa, dan inisiatif pendidikan di kedua negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement